Palu, gemasulawesi – Pencegahan kekerasan perempuan dan anak adalah komitmen Pemerintah Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, dalam membangun kota layak anak.
Irmayanti Petalolo, yang merupakan Sekretaris Daerah Kota Palu, mengatakan perempuan dan anak adalah kelompok rentan yang harus dilindungi dan pihaknya konsisten memenuhi hak-hak mereka.
Hal tersebut disampaikan Irmayanti Petalolo saat menghadiri pertemuan advokasi dan koordinasi layanan PPA atau Perlindungan Perempuan dan Anak di Palu.
“Mewujudkan perlindungan dan pencegahan perlu kolaborasi lintas sektor, baik itu antara pemerintah maupun menggandeng LSM atau Lembaga Swadaya Masyarakat membidangi PPA,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga konsisten memberikan layanan advokasi jika sewaktu-waktu terjadi insiden kekerasan terhadap kelompok rentan itu, baik kekerasan verbal maupun fisik.
Dia menyampaikan semakin banyak pihak berkolaborasi dalam urusan pencegahan kekerasan, maka semakin masif layanan komprehensif untuk para korban kekerasan, terutama perempuan dan juga anak.
Baca Juga:
UIN Datokarama Palu dan Konsulat RI di Thailand Menggagas Kerja Sama Internasional
Dalam kesempatan tersebut, dia juga mengapresiasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak atau Kemen PPPA beserta Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNFPA atau United Nations Population Fund atas konsistensi membantu pemerintah daerah melakukan pendampingan terhadap masyarakat sejak tahun 2021.
Kehadiran 2 institusi tersebut tidak terlepas dari upaya membantu pemulihan pasca bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi tanggal 28 September 2018 di bidang perlindungan perempuan dan anak.
Dia menyebutkan layanan PPA tidak hanya menjadi tugas pemda, Kemen PPPA juga mempunyai tanggung jawab yang sama sehingga kolaborasi ini semakin kuat.
Baca Juga:
Calon Kepala Daerah Parigi Moutong Diajak Menjaga dan Mewujudkan Pilkada 2024 yang Bermartabat
Dia melanjutkan tahun 2023 Kota Palu mendapatkan penghargaan Kota Layan Anak atau KLA dari KemenPPPA kategori Pratama, bersama dengan 3 kabupaten lainnya di Sulawesi Tengah, yaitu Kabupaten Parigi Moutong, Sigi, dan Poso.
Dia menyampaikan pihaknya berharap prestasi ini dapat bertahan hingga masa mendatang.
“Olehnya, kami terus melakukan edukasi dan literasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ujarnya. (*/Mey)