Keracunan Massal di Acara Selawatan Kediri, 155 Warga Jadi Korban, Ini Penyebabnya

Sebanyak 155 warga keracunan di acara selawatan, diduga akibat makanan dan minuman kedaluwarsa dari panitia.
Sebanyak 155 warga keracunan di acara selawatan, diduga akibat makanan dan minuman kedaluwarsa dari panitia. Source: Foto/ilustrasi/Pixabay

Kediri, gemasulawesi - Acara selawatan di Desa Krecek, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, berubah menjadi tragedi setelah sebanyak 155 warga mengalami keracunan makanan dan minuman.

Acara tersebut awalnya dihadiri ribuan jemaah yang datang dari berbagai daerah, namun harus dibubarkan sebelum dimulai akibat insiden keracunan massal. 

Korban mengalami gejala seperti mual, muntah, pusing, hingga pingsan, dengan total 145 orang masih menjalani pemeriksaan di dua rumah sakit terdekat, dan 10 lainnya harus dirawat inap.

Sebagian besar korban dirawat di Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK) dan Rumah Sakit HVA Pare. 

Baca Juga:
Bertambah! Polisi Tetapkan 1 Tersangka Baru dalam Kasus Penganiayaan dan Pembubaran Paksa Acara Diaspora di Jaksel

“Di RSKK, ada 129 jemaah yang dirawat, sembilan di antaranya harus rawat inap. Di RS HVA ada 26 jemaah dengan satu orang menjalani rawat inap,” jelas Koordinator Majelis Syubbanusalimiyah, Taufik Dwi Kusuma, pada Rabu, 2 Oktober 2024. 

Taufik juga menambahkan bahwa acara ini dihadiri oleh sekitar 4.000 jemaah yang datang dari berbagai daerah seperti Kota Kediri, Jombang, hingga Tuban, dan beberapa jemaah dari Tuban juga ikut dirawat akibat keracunan tersebut.

Keracunan massal tersebut diduga berasal dari makanan dan minuman yang dibagikan secara gratis oleh panitia acara. 

Menurut keterangan dari Kapolsek Pare, AKP Siswo Edi, makanan ringan dan minuman kemasan yang dibagikan kemungkinan besar sudah melewati tanggal kedaluwarsa. 

Baca Juga:
Innalillahi! Pekerja Flyover di Tangerang Tewas Usai Tertimpa Runtuhan Pembatas Jalan

"Penyebab keracunan berasal dari makanan snack dan minuman kemasan yang diduga sudah kedaluwarsa," jelasnya.

Siswo juga mengatakan bahwa korban pertama mulai jatuh sekitar pukul 21.00 WIB, sebelum acara selawatan dimulai. 

“Acara dimulai pukul 19.00 WIB, tetapi setelah munculnya korban pertama, sekitar pukul 21.00 WIB, kami memutuskan untuk membubarkan acara demi keselamatan para jemaah,” tambahnya. 

Proses pembubaran dilakukan segera setelah banyak jemaah mulai menunjukkan gejala keracunan.

Baca Juga:
KPK Geledah Rumah Eks Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba Terkait Kasus TPPU, Temukan 2 Bukti Penting Ini

Polisi dan tim medis segera bergerak cepat untuk menangani para korban yang mengalami gejala keracunan, mulai dari mual, muntah, hingga kehilangan kesadaran. 

Mereka yang kondisinya lebih parah segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, sementara jemaah lainnya mendapat perawatan di lokasi. 

Petugas medis terus memantau kondisi para korban untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang tepat.

Sementara itu, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti dari keracunan massal ini. 

Baca Juga:
Heboh Penemuan Janin Bayi Terbungkus Kardus di Tepi Sungai Jakarta Barat, Polisi Turun Tangan

Sampel makanan dan minuman yang diduga menjadi sumber keracunan sudah diambil oleh pihak berwenang untuk diuji lebih lanjut. 

Investigasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana makanan yang sudah kedaluwarsa bisa dibagikan kepada jemaah dalam jumlah besar.

Insiden keracunan massal ini menjadi peringatan bagi panitia acara besar lainnya untuk selalu memastikan kualitas dan kelayakan makanan yang akan dibagikan. 

Kejadian serupa diharapkan bisa dicegah di masa depan dengan adanya langkah-langkah pencegahan yang lebih baik dari pihak penyelenggara acara. (*/Shofia)

...

Artikel Terkait

wave

Bertambah! Polisi Tetapkan 1 Tersangka Baru dalam Kasus Penganiayaan dan Pembubaran Paksa Acara Diaspora di Jaksel

Usut kasus penganiayaan dalam acara Diaspora berlanjut, Polda Metro Jaya menetapkan satu tersangka baru, total menjadi empat.

Innalillahi! Pekerja Flyover di Tangerang Tewas Usai Tertimpa Runtuhan Pembatas Jalan

Kecelakaan fatal terjadi di proyek flyover Tangerang, seorang pekerja tewas setelah dinding runtuh menimpa tubuhnya.

Heboh Penemuan Janin Bayi Terbungkus Kardus di Tepi Sungai Jakarta Barat, Polisi Turun Tangan

Penemuan janin bayi di tepi sungai Cengkareng membuat warga terkejut, kasus ini sedang ditangani pihak kepolisian.

Sebanyak 160 Lokasi Pemasangan APK untuk Pilkada 2024 Ditetapkan oleh KPU Kendari

KPU Kendari menetapkan sebanyak 160 titik lokasi pemasangan APK atau alat peraga kampanye untuk Pilkada serentak 2024.

Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tengah Segera Mengadakan Harvesting Gernas BBI dan BBWI di Sulteng

Harvesting Gernas BBI dan BBWI di Provinsi Sulawesi Tengah segera digelar oleh Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tengah.

Berita Terkini

wave

The Grabber Kembali dalam Film Horor Black Phone 2, Kini Lebih Menakutkan dari Sebelumnya: Inilah Sinopsisnya

Film horor barat Black Phone menerima sekuel yang akan datang pada bulan Oktober ini, dengan nuansa horor yang lebih menyeramkan

Inilah Sinopsis Film Horor Getih Ireng, Memperlihatkan Kengerian Teror Santet yang Berdasarkan Kisah Nyata

Film horor Getih Ireng akan segera tiba, menggabungkan nuans tradisional dan mistis, serta memperlihatkan kengerian teror santet

Nama Wagub Sulteng Terseret Dugaan Kasus Makelar Proyek RSUD Undata Palu, Renny Lamadjido: Saya Tegaskan Itu Tidak Benar

Wagub Sulteng Reny A Lamadjido bantah terlibat dalam kasus dugaan makelar proyek di RSUD Undata Palu yang melibatkan Indrawarti.

Menghadirkan Komedi yang Lebih Meledak dari Film Pertamanya, Inilah Sinopsis Film Agak Laen: Menyala Pantiku

Film Agak Laen akan mendapat bagian kedua berjudul Agak Laen: Menyala Pantiku, yang diklaim akan lebih kocak dari film pertamanya

Akun FB Anonim Ungkap Kuasa Staff Mengatur Proyek di RSUD Undata Palu, Indrawati: Itu Fitnah

Nama Indrawati diungkap akun FB anonim sebagai pengatur proyek di RSUD Undata, disebut sebagai penentu rekanan sekaligus pengumpul fee.


See All
; ;