Lampung, gemasulawesi - Sebuah mobil pick-up pengangkut durian mengalami kecelakaan tunggal di Kampung Banjarmasin, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Lampung.
Peristiwa ini tak hanya membuat durian yang diangkut berserakan di jalan, tetapi juga menjadi sasaran penjarahan oleh warga sekitar.
Lebih ironis lagi, uang tunai Rp 1,5 juta dan STNK milik sopir turut hilang dalam kejadian tersebut.
Kasatlantas Polres Way Kanan, AKP Asep Suhendi, menjelaskan bahwa kecelakaan terjadi sekitar pukul 23.30 WIB.
Penyebab kecelakaan diduga karena kondisi jalan licin setelah hujan serta medan jalan yang menurun dan menikung.
Sopir, yang hanya mengalami luka ringan, justru harus menanggung kerugian besar akibat hilangnya muatan dan barang pribadi.
"Mobil terguling karena sopir kehilangan kendali di jalan yang licin. Sopir selamat, tetapi mengalami kerugian besar karena durian, uang, dan dokumen penting juga hilang," jelas AKP Asep, Selasa, 28 Januari 2025.
Menurut saksi mata, mobil pick-up terguling ketika melintasi tikungan tajam. Sopir sempat keluar untuk meminta pertolongan, tetapi situasi berubah menjadi kacau saat warga sekitar mendatangi lokasi.
Bukannya membantu, mereka justru memanfaatkan situasi dengan mengambil durian yang tercecer.
Tak berhenti di situ, barang pribadi sopir, termasuk uang tunai Rp 1,5 juta dan STNK yang berada di dalam mobil, juga diambil.
Aksi penjarahan ini terjadi begitu cepat sehingga ketika polisi tiba, sebagian besar durian telah hilang.
“Kami langsung mengamankan lokasi dan melakukan evakuasi kendaraan. Namun, aksi penjarahan sudah berlangsung sebelum petugas tiba," ungkap AKP Asep.
Kasus ini kini telah dilimpahkan ke Polsek Baradatu untuk penyelidikan lebih lanjut guna mengidentifikasi pelaku.
Video yang merekam aksi penjarahan tersebut beredar luas di media sosial dan mendapat respons beragam dari warganet.
Banyak yang mengecam tindakan warga yang mengambil keuntungan dari musibah. Beberapa komentar juga meminta pihak berwenang untuk segera menindak pelaku penjarahan.
"Harusnya dibantu, bukan dijarah. Itu bukan hak bersama. Itu nyuri namanya," komentar akun @mir***.
Polisi mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan tindakan serupa di masa depan dan memberikan kesempatan kepada pihak berwenang untuk menangani kejadian seperti ini secara adil.
Kasus ini sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya menjaga solidaritas di tengah situasi darurat. (*/Shofia)