Tangerang, gemasulawesi - Kasus pagar laut di Tangerang menjadi sorotan setelah publik mempertanyakan legalitas proyek yang membentang di kawasan pesisir.
Banyak pihak menilai pagar laut tersebut membatasi akses nelayan ke laut, sehingga menimbulkan polemik.
Salah satu nama yang terseret dalam kontroversi ini adalah Kepala Desa (Kades) Kohod, Arsin bin Asip.
Arsin mengklaim bahwa area yang kini dipagar tersebut dulunya adalah daratan yang terkena abrasi, bukan wilayah laut. Namun, pernyataan ini memicu perdebatan karena dianggap tidak memiliki dasar hukum yang jelas.
Sejumlah pejabat pemerintah mulai turun tangan. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bahkan telah meminta Kementerian ATR/BPN untuk melakukan investigasi menyeluruh terkait proyek pagar laut ini.
Selain itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga memeriksa Arsin serta 13 nelayan terkait proyek tersebut.
Namun, di tengah sorotan yang semakin besar, Arsin tiba-tiba menghilang.
Rumah Arsin di Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang tampak kosong. Hanya ada beberapa pekerja bangunan yang sedang merenovasi rumahnya.
Ketika ditanya soal keberadaan Kades Kohod, salah satu tukang bangunan mengatakan bahwa Arsin sedang tidak ada di tempat.
"Enggak ada, Bang. Pak Lurah sedang di luar," ujar salah satu tukang bangunan.
Tak hanya Arsin, keluarganya juga tidak terlihat di rumah sejak kasus pagar laut mencuat. Yang menarik perhatian, mobil mewah Rubicon miliknya juga tidak tampak di garasi, seolah pemiliknya telah pergi dalam waktu yang lama.
Di halaman rumah, hanya terlihat mobil sedan putih dengan nomor polisi B 412 SIN, mobil sedan hitam, mobil minibus berpelat merah B 1056 JON, serta empat sepeda motor yang terparkir di dalam garasi.
Seorang tetangga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa Arsin sudah jarang terlihat sejak namanya terseret dalam kasus pagar laut.
"Saya enggak tahu, jarang kelihatan. Kalau hari ini ada atau enggak, enggak tahu saya," ucapnya.
Selain itu, kantor Desa Kohod, yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya. Namun, kantor desa terlihat tertutup dan tidak ada aktivitas yang menunjukkan keberadaan Kades Arsin atau pegawai desa lainnya.
Sejumlah awak media yang mencoba mengonfirmasi keberadaannya melalui telepon juga menemui kendala. Nomor ponsel Arsin tidak aktif, membuatnya semakin sulit dilacak.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Tembakkan Bom Suara ke Arah Penduduk di Beitunia Tepi Barat
Kasus pagar laut di Tangerang terus berkembang, terutama setelah dugaan adanya kepentingan tertentu dalam proyek ini.
Sejumlah pihak menilai bahwa pembangunan pagar tersebut tidak hanya menghambat aktivitas nelayan, tetapi juga berpotensi melanggar regulasi tata ruang wilayah pesisir.
Pemerintah saat ini sedang mengusut legalitas proyek pagar laut serta menelusuri keterlibatan berbagai pihak, termasuk Kades Kohod Arsin.
Namun, hilangnya Arsin di tengah penyelidikan membuat kasus ini semakin misterius. Apakah Kades Kohod benar-benar menghilang? Ataukah ia sengaja menghindari sorotan publik?
Baca Juga:
DPRD Gorontalo Utara Sebut Peningkatan Infrastruktur Adalah Salah Satu Bentuk Mitigasi Bencana
Hingga saat ini, pihak berwenang masih terus mencari kejelasan mengenai keberadaan Arsin serta mengusut tuntas kontroversi pagar laut di Tangerang. (*/Shofia)