Dehidrasi dan Kekurangan Gizi, UNFPA Ungkap Sekitar 18500 Wanita Hamil Melarikan Diri dari Serangan Penjajah Israel di Rafah

Ket. Foto: UNFPA Menyatakan Sekitar 18500 Wanita Hamil Melarikan Diri dari Serangan Penjajah Israel di Rafah
Ket. Foto: UNFPA Menyatakan Sekitar 18500 Wanita Hamil Melarikan Diri dari Serangan Penjajah Israel di Rafah Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan jika sekitar 18.500 wanita hamil terpaksa mengungsi dari serangan yang dilakukan pasukan penjajah Israel di Rafah, yang berada di Jalur Gaza selatan.

Badan Kesehatan Seksual dan Reproduksi PBB atau UNFPA menyatakan jika 18.500 wanita Palestina yang hamil tersebut termasuk diantara ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa melarikan diri dari invasi militer penjajah Israel di Rafah.

Dalam pernyataan mereka hari ini, 31 Mei 2024, waktu setempat, UNFPA menyatakan jika para wanita hamil tersebut mengalami kelelahan, trauma, dehidrasi dan juga kekurangan gizi.

Baca Juga:
Beri Peringatan Keras, Blinken Tegaskan Penting untuk Penjajah Israel Memiliki Rencana Mengalahkan Hamas dan Memulihkan Keamanan Gaza

Di sisi lain, Stacy Gilbert, yang merupakan seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di seluruh dunia, diketahui memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Disebutkan jika pengunduran diri tersebut dilakukan Gilbert sebagai protes atas klaim pemerintahan Biden yang jelas-jelas salah bahwa penjajah Israel tidak dengan sengaja memblokir bantuan kemanusiaan dari Jalur Gaza.

Dalam sebuah wawancara terbarunya, Gilbert menyampaikan laporan tentang tindakan yang dilakukan oleh penjajah Israel di Jalur Gaza yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri AS pada awal bulan ini tidak didasarkan pada kenyataan atau konteks atau juga pendapat para ahli di bidangnya.

Baca Juga:
Adanya Zona Penyangga, Wilayah Jalur Gaza Dilaporkan Telah Menyusut Hampir 32 Persen

Diketahui jika laporan itu menemukan jika penjajah Israel kemungkinan besar menggunakan senjata yang disediakan oleh Amerika Serikat dengan cara yang tidak konsisten dengan hukum internasional di Jalur Gaza.

Selain itu, dikatakan laporan tersebut juga tidak mengindentifikasi pelanggaran yang akan mengakhiri bantuan militer yang sedang berlangsung.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS menyatakan serangan yang dilakukan penjajah Israel terhadap Rafah di Jalur Gaza selatan belum merupakan operasi besar.

Baca Juga:
Sebut untuk Menghancurkan Kemampuan Hamas, Penjajah Israel Ungkap Perang di Gaza Kemungkinan Akan Berlangsung hingga Akhir Tahun

Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, menyampaikan faktanya yang sebenarnya di lapangan adalah publik belum melihat operasi besar-besaran di Rafah.

“Kami telah jelas mengenai apa yang bukan ini, yakni operasi militer besar,” katanya. (*/Mey)

...

Artikel Terkait

wave
Dilakukan Bersama Al Qassam, Brigade Al Quds Sebut Telah Mengebom Pasukan Penjajah Israel di Kamp Pengungsi Jabalia

Brigade Al Quds menyampaikan telah mengebom pasukan penjajah Israel di Kamp Pengungsi Jabalia bersama Brigade Al Qassam.

Terkait Kejahatan Perang Tahun 2021, Mantan Kepala Mossad Diduga Mencoba Menekan Kepala Jaksa ICC untuk Membatalkan Penyelidikan

Mantan Kepala Mossad dilaporkan diduga mencoba menekan Kepala Jaksa ICC untuk membatalkan penyelidikan.

Akan Kembali ke Rumah, Serangan Udara Pasukan Penjajah Israel Menghujani Warga Palestina di Sebelah Barat Kamp Pengungsi Jabalia

Serangan udara pasukan penjajah Israel dilaporkan menghujani warga Palestina di sebelah barat Kamp Pengungsi Jabalia.

Korban Selamat Masih Dicari, Pertahanan Sipil Laporkan Pasukan Penjajah Israel Melakukan Serangan Baru di Kota Gaza

Pertahanan Sipil melaporkan jika pasukan penjajah Israel melakukan serangan baru di Kota Gaza, yang berada di Jalur Gaza bagian utara.

Penyerbuan Baru, OCHA Sebut Pasukan Penjajah Israel Menghancurkan Sejumlah Rumah Milik Warga Palestina di Hizma dan Tubas, Tepi Barat

OCHA menyampaikan pasukan penjajah Israel menghancurkan sejumlah rumah milik warga Palestina di Tubas dan Hizma yang ada di Tepi Barat.

Berita Terkini

wave

Sayutin Budianto Instruksikan Kader NasDem Parigi Moutong Tegak Lurus demi Restorasi 2029

Dalam arahannya, Sayutin menekankan pentingnya loyalitas tunggal seluruh kader dan legislator untuk tegak lurus mengikuti komando Ketua DPW.

Menatap Pemilu 2029: Nilam Sari Lawira Targetkan NasDem Pimpin DPRD Sulteng dan Parigi Moutong

Di bawah kepemimpinannya Nilam Sari Lawira yakin Nasdem akan menangkan perebutan dominasi suara di Wilayah Sulawesi tengah.

Kabut di Tambang Parigi Moutong: "Gertak Sambal" Polda Sulawesi Tengah Dalam Penertiban PETI

Operasi penyisiran Disinyalir tanpa hasil dari Polda Sulawesi tengah saat ini, akibat operasi itu dinilai hanya aksi seremonial.

Kala Jaring dan Gelombang Seismik Berbenturan di Teluk Tomini

Nelayan Parigi moutong gelar aksi demo buntut dari puluhan rompon diputus oleh tim survey potensi Migas di perairan teluk tomini.

Dugaan Monopoli Tambang Ilegal di Buranga: Sosok 'Reny' Asal Jawa Barat Jadi Sorotan

Sosok reni pelaku tambang ilegal di Desa Buranga yang disebut-sebut kebal hukum dan beroperasi dibekas lahan yang pernah menelan korban jiwa


See All
; ;