Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, militer penjajah Israel melakukan serangan ke Kota Gaza, kamp pengungsi Rafah dan kamp pengungsi Nuseirat.
Dalam serangan-serangan tersebut, militer penjajah Israel mengebom beberapa rumah, yang mengakibatkan sejumlah warga Palestina terluka.
Sebuah bom penjajah Israel menghantam sebuah rumah di lingkungan Tal as-Sultan di Rafah, sementara serangan kekerasan lainnya dilancarkan terhadap sebuah rumah yang berada di Lapangan Shuhada Shati di kamp pengungsi Shati, yang berada di sebelah barat Kota Gaza.
Militer penjajah Israel juga telah meledakkan beberapa bangunan tempat tinggal di kota al-Mughraqa, yang berlokasi di sebelah utara kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah.
Hingga kini, belum ada korban jiwa yang dilaporkan akibat serangan tersebut.
Di sisi lain, saat ditanyakan alasan G7 gagal mengutuk penjajah Israel atas perangnya di Jalur Gaza, Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, mendorong wartawan untuk mengingat siapa yang memulai semua ini.
“Saya khawatir penjajah Israel telah jatuh ke dalam ‘perangkap’ yang dibuat oleh Hamas,” katanya.
Dia mengatakan sepertinya penjajah Israel sedang terjebak.
“Karena jebakan Hamas adalah dengan mengisolasinya dan sepertinya itu berhasil,” ujarnya.
Sementara itu, dalam unjuk rasa pro-Palestina di Manchester pada hari Sabtu, 15 Juni 2024, waktu setempat, polisi dikabarkan membubarkan paksa dan memukuli pengunjuk rasa.
Dalam rekaman yang tersebar, seorang polisi terlihat mendorong seorang pria dengan tongkat.
Dalam adegan yang lain, terlihat petugas dengan kasar melemparkan pengunjuk rasa ke tanah, yang termasuk dengan wanita dan lansia.
Diketahui jika ribuan orang mengikuti unjuk rasa tersebut untuk menyerukan diakhirinya perang penjajah Israel di Jalur Gaza dan pendudukannya di Tepi Barat.
Sementara itu, Juru Bicara UNICEF, James Elder, mengungkapkan jika meningkatnya suhu panas di Jalur Gaza memperburuk krisis kebersihan yang buruk dan penyakit di kamp-kamp pengungsian di Jalur Gaza.
“Situasi di Jalur Gaza bagian selatan dengan cepat memburuk dan kami juga melewati sungai limbah saat melakukan kunjungan ke kamp pengungsi di Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan,” paparnya. (*/Mey)