Internasional, gemasulawesi – Seorang pemukim Yahudi bersenjata menyerang anak-anak dari Sekolah Al-Ka’abneh pagi kemarin, tanggal 9 September 2024, di komunitas Badui Arab Al-Malihatm sebelah barat laut Jericho di Tepi Barat.
Menurut kantor berita Wafa, sekolah itu melayani anak-anak komunitas Badui di daerah tersebut dan ini merupakan hari pertama mereka kembali ke sekolah setelah liburan musim panas.
Saksi mata setempat melaporkan bahwa pemukim penjajah Israel, dari pos terdepan Zohar, menghalangi siswa Palestina dalam perjalanan mereka menuju hari pertama kembali ke sekolah, yang mengakibatkan kepanikan dan ketakutan di antara anak-anak dan mencegah mereka mencapai sekolah.
Kementerian Pendidikan Palestina mengecam serangan tersebut dan menyebutkan sebagai kejahatan lain dalam serangkaian pelanggaran yang dilakukan oleh pendudukan dan pemukim ilegal terhadap lembaga pendidikan di seluruh negeri.
Di sisi lain, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, pada hari Senin, tanggal 10 September 2024, mengatakan masa depan Jalur Gaza yang sedang berjuang mengkhawatirkan seluruh Timur Tengah.
Mengenai kehancuran dan juga situasi bencana yang diakibatkan oleh serangan penjajah Israel yang terus-menerus terhadap daerah Jalur Gaza, dia mengatakan kepada wartawan bahwa tentu saja harus dihindari Gaza menjadi Mogadishu baru, Mogadishu di Mediterania atau Haiti baru yang tidak memiliki hukum dan ketertiban.
Baca Juga:
Bersama dengan Keluarganya, Wakil Direktur Pertahanan Sipil Dibunuh oleh Pasukan Penjajah Israel
“Diserahkan kepada geng-geng, kepada kekerasan rakyat,” ujarnya.
Dia menambahkan yang dipertaruhkan adalah keamanan dan stabilitas seluruh kawasan, termasuk penjajah Israel.
Sebab itu, dia menekankan pemerintahan Palestina harus didukung untuk memulihkan hukum dan juga ketertiban di Jalur Gaza.
Tentang bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, dia menggarisbawahi bahwa hanya sebagian kecil warga Jalur Gaza yang memerlukan yang memperoleh bantuan sebab penyeberangan masih ditutup karena penjajah Israel.
“Hari ini, 1.400 truk sedang menunggu untuk masuk. Dan jika cuaca cerah, mungkin 50 truk akan masuk,” katanya.
Dia menambahkan di bulan suci Ramadhan, jumlahnya mencapai 600 per hari.
“Ini hanya setetes air di lautan kebutuhan di seberang (penyeberangan),” tuturnya. (*/Mey)