Internasional, gemasulawesi – Kementerian Pendidikan Palestina telah meminta PBB untuk melindungi lembaga pendidikan Palestina karena pasukan penjajah Israel telah menyerang sekolah dan fasilitas pendidikan di Provinsi Jenin, Tulkarem, dan Tubas, Tepi Barat.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Jumat, tanggal 7 Februari 2025 waktu setempat, Kementerian Pendidikan Palestina menyoroti dampak parah serangan ini terhadap sekolah-sekolah, termasuk penghancuran beberapa fasilitas pendidikan dan penyerbuan terhadap fasilitas-fasilitas lainnya.
“Akibat serangan pasukan penjajah Israel, sekitar 100 sekolah di wilayah ini mengalami gangguan jadwal akademik,” ujar pernyataan tersebut.
Kementerian Pendidikan menekankan serangan ini tidak hanya melanggar hukum internasional tetapi juga menargetkan hak dasar anak-anak untuk memperoleh pendidikan di lingkungan yang aman.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pendidikan Palestina mengatakan perusakan infrastruktur pendidikan sangat menghambat proses pembelajaran sehingga menyulitkan anak-anak untuk mengakses pendidikan dengan aman.
Kementerian Pendidikan Palestina meminta organisasi internasional, termasuk UNESCO, UNICEF, dan ICRC atau Komite Palang Merah Internasional untuk melindungi hak-hak anak dan hak atas pendidikan.
Di sisi lain, Ketua DPR AS, Mike Johnson, pada hari Jumat, tanggal 7 Februari 2025 waktu setempat, menekankan kembali ‘komitmen teguhnya’ terhadap kemitraan AS-penjajah Israel.
“Dukungan kami untuk penjajah Israel tetap kuat,” katanya kepada wartawan setelah pertemuan dengan Benjamin Netanyahu di US Capitol.
Baca Juga:
Penjajah Israel Ekstremis Mendirikan Pos Kolonial Baru di Lembah Yordan Utara
Dia menyampaikan dia dan Benjamin Netanyahu membahas kemitraan ‘khusus’ antara kedua negara.
Dia melanjutkan dia berterimakasih kepada Benjamin Netanyahu atas komitmennya yang tidak kenal lelah untuk menjadikan kawasan dan dunia sebagai tempat yang lebih aman di tengah tantangan yang sangat luar biasa.
“Apa yang dilakukan penjajah Israel dalam 7 bulan terakhir benar-benar merupakan bukti dari apa yang dapat dicapai jika kita tidak membiarkan musuh menetapkan aturan,” ucapnya.
Dia menambahkan Presiden Donald Trump dan Benjamin Netanyahu sama-sama memahami bahwa perdamaian dapat dicapai melalui kekuatan, bukan peredaan, dan bukan dengan mengabaikan sekutu. (*/Mey)