Internasional, gemasulawesi – Saeed Salah, Direktur Masyarakat Kebajikan Sahabat Pasien di Kota Gaza, menyampaikan 3 anak lagi meninggal dunia akibat cuaca dingin yang parah sementara penjajah Israel terus melarang masuknya rumah sementara ke Jalur Gaza.
Menurut laporan pada 26 Februari 2025 waktu setempat, dalam video yang diunggah di media sosial X, dokter tersebut mengatakan ada kasus serius lainnya.
“Kami mengimbau kepada pihak yang berwenang terkait untuk menyediakan karavan, tenda perkemahan, dan bahan bakar untuk memberikan kehangatan bagi masyarakat dan melindungi anak-anak, terutama dengan hadirnya sistem tekanan rendah baru,” ujarnya.
Di bulan Januari, UNRWA mengatakan sedikitnya 8 bayi baru lahir meninggal karena hipotermia di Jalur Gaza dalam 1 bulan saja.
Baca Juga:
Otoritas Air Palestina dan UNICEF Mulai Operasikan 13 Stasiun Desalinasi Bergerak di Jalur Gaza
Penjajah Israel seharusnya mengizinkan sekitar 60.000 rumah mobil dan 200.000 tenda masuk ke Jalur Gaza sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
Menurut pihak berwenang, tidak ada satu pun rumah sementara yang masuk, sementara hanya sebagian kecil tenda yang diizinkan masuk.
Gencatan senjata kini tampak terancam setelah penjajah Israel menghentikan pembebasan sekitar 620 warga Palestina yang seharusnya dibebaskan pada hari Sabtu.
Di sisi lain, polisi penjajah Israel telah menangkap Nidal Badarna, seorang warga Palestina di penjajah Israel, dari rumahnya di kota Haifa, atas tuduhan ‘mengejek’ para tawanan yang ditahan oleh Hamas.
Baca Juga:
Penjajah Israel Serang Rumah dan Tanaman Milik Warga Palestina di Utara Jericho
Penangkapan terjadi setelah polisi penjajah Israel melarangnya tampil di Haifa dan Nazareth.
Pusat hak asasi Palestina mengecam penganiayaan politik penjajah Israel terhadap Badarna, sementara legislator Palestina-penjajah Israel Ahmad Tibi menuduh polisi menerapkan standar ganda.
Dalam unggahannya di X, Tibi menyebutkan Badarna tidak menyerukan pembakaran warga Palestina seperti yang diserukan oleh penyanyi penjajah Israel Ofer Levi dan tidak menyerukan genosida seperti yang rutin dilakukan oleh artis penjajah Israel.
Dia menulis Badarna tidak menyerang keluarga tawanan secara fisik, tidak mengutuk mereka, dan tidak memberikan suara menentang pemulangan mereka. (*/Mey)