Internasional, gemasulawesi – Penjajah Israel akan memberlakukan pembatasan tambahan di sekitar Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur selama bulan suci Ramadhan yang dimulai hari Sabtu, 1 Maret 2025.
Menurut laporan tanggal 28 Februari 2025 waktu setempat, rencana pembatasan penjajah Israel terhadap ibadah di Masjid Al Aqsa seperti jemaah yang mengunjungi masjid dari Tepi Barat akan dibatasi hanya untuk pria yang berusia lebih dari 55 tahun dan wanita yang berusia lebih dari 50 tahun.
Tahanan Palestina yang baru-baru ini dibebaskan dari tahanan penjajah Israel juga akan dilarang mengunjungi kompleks itu selama bulan Ramadhan.
Penjajah Israel mengklaim tindakan itu serupa dengan tindakan yang diberlakukan tahun lalu tetapi Otoritas Palestina mengatakan tindakan itu rasis dan provokatif.
Akan ada peningkatan kehadiran keamanan penjajah Israel di sekitar Yerusalem Timur selama Ramadhan dengan 3.000 personel bersenjata ditempatkan di pos pemeriksaan di jalan menuju masjid.
Pengunjung yang beragama Yahudi diizinkan untuk berkunjung tetapi tidak diizinkan berdoa di kompleks itu, menurut konvensi lama, karena kompleks itu adalah situs kuil Yahudi yang dihancurkan pada tahun 70 Masehi.
Dalam beberapa tahun terakhir, kaum ultranasionalis sayap kanan, termasuk mantan menteri keamanan nasional Itamar Ben-Gvir, telah menentang konvensi ini dan memicu ketegangan dengan memilih untuk berdoa di sana.
Di sisi lain, Itamar Ben-Gvir, dalam sebuah rapat umum yang menyerukan pemukiman kembali warga Yahudi di Jalur Gaza di Yerusalem, mengatakan ‘kita belum belajar dari 7 Oktober’.
Baca Juga:
Sekelompok Penjajah Israel Mencuri 15 Domba dari Komunitas Badui di Utara Jericho Tepi Barat
“Hari ini, semua orang tahu saya benar tentang mendorong emigrasi ke Jalur Gaza,” ujarnya.
Dia menambahkan ketika dia mengatakannya, dia disebut mesianik.
“Hari ini, presiden negara paling kuat di dunia mengatakannya,” tandasnya.
Dia diketahui mengundurkan diri dari pemerintahan Benjamin Netanyahu di bulan Januari untuk memprotes pertukaran tahanan Palestina dengan tawanan penjajah Israel sebagai bagian dari fase pertama gencatan senjata Jalur Gaza. (*/Mey)