Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, lebih dari 100 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan penjajah Israel terhadap sebuah sekolah yang melindungi orang-orang terlantar di Kota Gaza.
Badan Pertahanan Sipil Gaza mengatakan 3 bom penjajah Israel menghantam Sekolah al-Tabin, yang terletak di Distrik Daraj.
Badan Pertahanan Sipil Gaza juga menggambarkannya sebagai pembantaian yang mengerikan.
Perempuan, anak-anak dan juga orang tua dikabarkan termasuk di antara korban yang tewas dan jumlah korban diperkirakan akan bertambah.
Serangan tersebut terjadi saat orang-orang sedang melaksanakan salat subuh dan memicu kebakaran yang membakar habis gedung itu.
“Tentara penjajah Israel menggunakan 3 bom seberat masing-masing 2.000 pon atau 907 kilogram dalam serangannya,” kata Ismail al-Thawabta, yang merupakan Kepala Kantor Media Pemerintah Gaza.
Dia melanjutkan penjajah Israel menyadari keberadaan orang-orang terlantar di dalam sekolah itu.
Militer penjajah Israel menyampaikan angkatan udaranya menyerang ‘pusat komando dan kontrol’ yang berfungsi sebagai tempat persembunyian untuk teroris dan komandan Hamas’.
Tanpa memberikan bukti, dalam pernyataan terpisah, militer penjajah Israel mengatakan mereka mempunyai informasi intelijen yang menunjukkan ada 20 pejuang Hamas dan Jihad Islam, termasuk komandan senior, yang beroperasi dari sekolah tersebut.
Laporan tersebut juga menyatakan angka korban sipil yang diberikan oleh otoritas Palestina ‘dibesar-besarkan’.
Serangan yang terjadi pada hari Sabtu, tanggal 10 Agustus 2024, waktu Palestina merupakan insiden keempat dalam seminggu.
Penjajah Israel belum memberikan bukti untuk membuktikan klaimnya bahwa sekolah digunakan oleh Hamas.
Hamas membantah tuduhan penjajah Israel bahwa mereka beroperasi dari fasilitas sipil seperti sekolah dan juga rumah sakit.
Dalam sebuah penyataan menyusul serangan tersebut, Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan tentara pendudukan langsung membombardir orang-orang yang mengungsi saat mereka sedang melaksanakan salat subuh.
“Dan ini mengakibatkan jumlah korban tewas meningkat pesat,” ucap mereka.
Juru Bicara Badan Pertahanan Sipil, Mahmoud Basal, mengatakan area sekolah dipenuhi mayat dan potongan tubuh.
“Sangat sulit untuk paramedis untuk mengidentifikasi mayat utuh. Ada lengan disini, kaki disana. Mayat tercabik-cabik,” ungkapnya. (*/Mey)