Semprot Kominfo dan BSSN yang Tak Punya Backup Data Imbas Diretasnya PDN, DPR RI: Ini Bukan Lagi Masalah Tata Kelola, Tapi Kebodohan

Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengkritik keras Kominfo dan BSSN yang tidak memiliki backup data usai server Pusat Dana Nasional diretas hacker.
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengkritik keras Kominfo dan BSSN yang tidak memiliki backup data usai server Pusat Dana Nasional diretas hacker. Source: Foto/Dok. DPR RI

Nasional, gemasulawesi - Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, mengkritik keras Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) karena tidak memiliki cadangan data atau backup terhadap data di Pusat Data Nasional (PDN) yang baru-baru ini terkena serangan ransomware. 

Menurut Meutya, masalah ini bukan hanya sekedar masalah tata kelola ketahanan siber, melainkan merupakan tindakan yang bodoh.

Dalam Rapat Kerja Komisi I dengan Menkominfo dan Kepala BSSN di Gedung Nusantara II, DPR RI Senayan, Jakarta, Meutya menegaskan, "Intinya jangan lagi bilang tata kelola, ini bukan masalah tata kelola, Pak. Jadi, ini masalah kebodohan, punya data nasional tidak ada satu pun backup."

Saat ini Kemenkominfo diketahui memiliki dua Pusat Data Nasional Sementara (PDNS), yakni PDNS di Surabaya dan Serpong, serta satu Pusat Data Nasional (PDN) yang terletak di Batam. 

Baca Juga:
Heboh! Keluarga Ini Terlibat Cekcok dengan Rombongan Ojol yang Demo di Sekitar Gedung Sate Bandung, Padahal Hendak Jemput Jemaah Haji

Serangan siber yang terjadi kali ini menyerang PDNS 2 di Surabaya, Jawa Timur. Menurut BSSN, Kemenkominfo seharusnya menyiapkan data cadangan. 

Dalam hal ini, data dari PDNS 2 di Surabaya maupun PDNS 1 di Serpong seharusnya di-backup ke PDN di Batam.

Meutya menambahkan bahwa mengingat hanya dua persen data PDN yang dicadangkan di Batam, itu terlalu kecil untuk dianggap sebagai backup yang memadai. 

Dia menegaskan bahwa kurangnya cadangan data ini bukanlah bentuk dari kekurangan tata kelola ketahanan siber, melainkan tidak adanya pengelolaan yang layak.

Baca Juga:
Telah Mundur ke Arah Lingkungan Saudi, 5 Jenazah Warga Palestina Ditemukan Setelah Penarikan Militer Penjajah Israel dari Shakush Rafah

“Ini kan kita enggak itung Batam backup kan karena cuma dua persen (data yang di-back up) kan, ya berarti itu bukan tata kelola, (pembobolan) data itu kebodohan saja sih, Pak,” tegas Meutya.

Kepala BSSN, Hinsa Siburian, sebelumnya mengakui bahwa memang ada kekurangan dalam tata kelola ketahanan siber, terutama karena tidak adanya cadangan data-data PDN yang terkena gangguan akibat serangan siber. 

"Jadi itu yang mau saya sampaikan tadi kita ada kekurangan di tata kelola, kami memang akui itu, dan itu yang kita laporkan juga karena kami diminta untuk (menyampaikan) apa saja masalah kok bisa terjadi, itu salah satu yang kami laporkan juga," katanya dalam rapat.

Kritik Meutya terhadap Kemenkominfo dan BSSN menyoroti kelemahan serius dalam sistem ketahanan siber nasional. 

Baca Juga:
Siapkan Ranjau Anti Tank Besar, Hamas Lakukan Penyergapan terhadap Pasukan Penjajah Israel di Jalur Gaza

Serangan ransomware yang menargetkan PDNS 2 di Surabaya mengungkapkan bahwa hanya sebagian kecil data yang dicadangkan, yang menandakan persiapan yang tidak memadai untuk menghadapi serangan siber. 

Sebagai langkah pengamanan, Meutya menekankan pentingnya memiliki cadangan data yang komprehensif dan terdistribusi dengan baik untuk menghindari risiko kehilangan data penting di masa depan.

Ketidakmampuan untuk menyimpan dan mengelola cadangan data nasional dengan baik menunjukkan kurangnya strategi dan kesiapan dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks. 

Dalam era digital yang semakin maju, kelemahan semacam ini bisa berakibat fatal bagi keamanan data nasional. 

Baca Juga:
Dibandingkan LPG, BPH Migas Ungkap Masyarakat Senang Gunakan Jaringan Gas Bumi Dikarenakan Lebih Murah

Meutya Hafid mendesak agar langkah-langkah serius diambil untuk memperbaiki sistem cadangan data dan memastikan bahwa semua data penting dicadangkan secara memadai, sehingga dapat terhindar dari dampak serangan siber di masa mendatang.

Ketua Komisi I juga mengingatkan bahwa tidak adanya backup data nasional bukanlah cerminan dari kurangnya tata kelola ketahanan siber, melainkan merupakan bentuk kebodohan dalam pengelolaan data yang harus segera diperbaiki. 

Desakan ini merupakan peringatan penting bagi Kemenkominfo dan BSSN untuk segera mengambil tindakan yang diperlukan demi melindungi data nasional dari ancaman serangan siber yang terus berkembang. (*/Shofia)

...

Artikel Terkait

wave
Tak Juga Pulih Sejak 20 Juni Lalu, DPR RI Desak Pemerintah Segera Bentuk Satgas Khusus untuk Tangani Polemik Diretasnya Pusat Data Nasional

Polemik diretasnya Pusat Data Nasional masih jadi trending topik, DPR RI meminta pemerintah segera membentuk satgas khusus.

Sebut DPR Berjanji Akan Membawa Aspirasi, DPRD Sulsel Harap Ada Penjelasan Terkait Program Tapera

Berkaitan dengan program Tapera, DPRD Sulawesi Tengah menyampaikan berharap ada penjelasan untuk disampaikan sebagai jawaban.

Untuk Keberhasilan Seluruh Wanita Indonesia, Ketua DPR Tegaskan Dukungan Antar Sesama Perempuan Sangat Penting

Dukungan antara sesama kaum perempuan ditekankan oleh Puan Maharani selaku Ketua DPR RI sangat penting.

Dilakukan 2 Tahap, Anggota DPRD Sulteng Terpilih Rachmat Syah Tawainella Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang Parigi Moutong

Bantuan untuk korban banjir bandang di Parigi Moutong disalurkan oleh calon anggota DPRD Provinsi Sulteng, Rachmat Syah Tawainella.

Server PDN Dibobol Hacker, DPR Kritik Keras Kinerja Kominfo, Sindir Skor Indonesia dalam Indeks Keamanan Siber Global yang Sangat Rendah

Anggota DPR RI ini mengkritik keras kinerja Kementerian Kominfo buntut server Pusat Data Nasional yang dibobol hacker.

Berita Terkini

wave

Tim DVI Polri Selesaikan Identifikasi Korban Kecelakaan Helikopter BK117 D3 di Kalsel

Semua jenazah korban helikopter jatuh di Kalimantan Selatan berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polri dengan proses teliti.

Remaja 16 Tahun Diamankan Terkait Kematian Mahasiswi di Indekos Ciracas

Polisi amankan remaja FF (16) terkait dugaan penganiayaan mahasiswi IM (23) yang ditemukan tewas di indekos Ciracas.

Ledakan Misterius di Pondok Cabe Ilir, Tujuh Korban dan Delapan Rumah Rusak

Ledakan di Pondok Cabe Ilir, akibat tabung gas, menewaskan tujuh korban, rusak delapan rumah, penyelidikan forensik masih berlangsung.

Koperasi Didorong Kelola Tambang, Pemerintah Siapkan Regulasi dan Modal Awal

Pemerintah siapkan aturan baru beri koperasi hak kelola tambang hingga 2.500 hektare, dukung ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat.

Kasus Penyiksaan Anak di Kebayoran Lama: EF Terungkap Bukan Ayah Kandung, Dijerat Pasal Perlindungan Anak

Polri ungkap EF bukan ayah kandung AMK. Bersama SNK, ia ditetapkan tersangka penyiksaan anak dan terancam hukuman berat.


See All
; ;