Terdampak Serangan Ransomware pada Pusat Data Nasional, Kementerian PUPR Pastikan Operasional dan Kinerja Karyawan Tidak Akan Terganggu

Kementerian PUPR memastikan serangan siber ransomware tidak berdampak pada operasional dan kinerja di kementeriannya.
Kementerian PUPR memastikan serangan siber ransomware tidak berdampak pada operasional dan kinerja di kementeriannya. Source: Foto/ilustrasi/Freepik

Nasional, gemasulawesi - Serangan siber ransomware yang tengah viral memberikan dampak signifikan terhadap berbagai sektor, tak terkecuali Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia.

Kementerian PUPR menjadi salah satu dari 210 kementerian dan lembaga pemerintah yang terkena dampak serangan siber ransomware. 

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian PUPR, Mohammad Zainal Fatah, memastikan bahwa insiden tersebut tidak berdampak pada operasional dan kinerja kementeriannya.

Zainal Fatah menegaskan bahwa fitur face recognition (pengenalan wajah) bagi pegawai PUPR masih berfungsi dengan baik. 

Baca Juga:
Usai Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Imbas Diretasnya PDN Viral, Relawan Pro Jokowi Pasang Badan, Bongkar Sejumlah Temuan yang Didapat

"Sudah diumumkan sama Kominfo kita tetap jalan saja," ujarnya.

Dalam keterangannya, ia menyatakan bahwa operasional karyawan tidak terganggu. 

Menurutnya, serangan siber ini justru menjadi tantangan bagi PUPR untuk meningkatkan backup data digital mereka. 

Kementerian PUPR memiliki server internal untuk menyimpan data-data sebelum diintegrasikan dengan Produk Dalam Negeri (PDN). 

Baca Juga:
Tidak Ada Korban Jiwa, Brigade Al Quds Klaim Serang 5 Pemukiman Penjajah Israel di Dekat Jalur Gaza

"Tetapi yang jelas sebelum dimigrasikan ke PDN kita punya server," ujarnya.

Meski demikian, Zainal Fatah mengakui bahwa pihaknya perlu melakukan pengecekan lebih rinci untuk mengetahui berapa jumlah data PUPR yang terdampak serangan siber tersebut. 

"Kami akan melakukan pengecekan lebih rinci dalam waktu dekat," tambahnya.

Serangan siber yang menyerang berbagai kementerian dan lembaga pemerintah ini menyoroti pentingnya keamanan data dan perlunya sistem backup yang kuat. 

Baca Juga:
Kecewa dengan Harganya yang Anjlok Parah, Aksi Petani Asal Solok Sumatera Barat Buang Tomat ke Jurang Ini Viral di Media Sosial

Selain itu, serangan ransomware ini memaksa Kementerian PUPR untuk memperkuat sistem keamanan digital mereka. 

Langkah-langkah seperti peningkatan enkripsi data, pemantauan keamanan yang lebih ketat, dan pelatihan pegawai mengenai ancaman siber menjadi sangat penting untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

Kementerian PUPR juga bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk memastikan keamanan data mereka. 

"Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan semua data kami aman," ujar Zainal Fatah.

Baca Juga:
Menguak Pesona Tersembunyi Gunung Burni Telong, Ini Dia Surga Alami di Aceh yang Wajib Dijelajahi Para Pendaki

Para ahli keamanan siber mengingatkan bahwa serangan ransomware dapat menyebabkan kerugian besar baik dari segi finansial maupun operasional. 

Oleh karena itu, setiap kementerian dan lembaga pemerintah harus memiliki rencana darurat dan strategi pemulihan data yang efektif.

Masyarakat luas berharap agar pemerintah dapat segera menangani serangan ini dan memperkuat sistem keamanan siber untuk melindungi data-data penting negara. (*/Shofia)

...

Artikel Terkait

wave
Tak Ada Backup, 800 Ribu Data Calon Mahasiswa Pendaftar KIP Kuliah Raib Imbas Dibobolnya Pusat Data Nasional oleh Hacker

Data 800 ribu calon mahasiswa pendaftar KIP Kuliah hilang akibat serangan ransomware pada Pusat Data Nasional dan tak ada backup.

Disentil DPR RI Gegara Tak Punya Backup Data, Menkominfo Akui Keterbatasan Anggaran Jadi Hambatan Utama yang Dialami Banyak Instansi

Menkominfo, Budi Arie Setiadi, mengungkapkan bahwa keterbatasan anggaran menjadi faktor utama banyak lembaga tak punya backup data.

Semprot Kominfo dan BSSN yang Tak Punya Backup Data Imbas Diretasnya PDN, DPR RI: Ini Bukan Lagi Masalah Tata Kelola, Tapi Kebodohan

DPR RI menilai tidak adanya cadangan data atau back up yang dimiliki Kementerian Kominfo adalah suatu kebodohan, bukan lagi soal tata kelola

Tak Juga Pulih Sejak 20 Juni Lalu, DPR RI Desak Pemerintah Segera Bentuk Satgas Khusus untuk Tangani Polemik Diretasnya Pusat Data Nasional

Polemik diretasnya Pusat Data Nasional masih jadi trending topik, DPR RI meminta pemerintah segera membentuk satgas khusus.

Ogah Bayar Tebusan Ratusan Miliar, Pemerintah Pasrah Kehilangan Data PDN Akibat Serangan Ransomware, Akui Gagal Lawan Peretas

Tak berdaya lawan hacker, Pemerintah pasrah kehilangan data PDN yang sudah diretas sejak seminggu lalu dan pilih tolak bayar tebusan.

Berita Terkini

wave

Kabut di Tambang Parigi Moutong: "Gertak Sambal" Polda Sulawesi Tengah Dalam Penertiban PETI

Operasi penyisiran Disinyalir tanpa hasil dari Polda Sulawesi tengah saat ini, akibat operasi itu dinilai hanya aksi seremonial.

Kala Jaring dan Gelombang Seismik Berbenturan di Teluk Tomini

Nelayan Parigi moutong gelar aksi demo buntut dari puluhan rompon diputus oleh tim survey potensi Migas di perairan teluk tomini.

Dugaan Monopoli Tambang Ilegal di Buranga: Sosok 'Reny' Asal Jawa Barat Jadi Sorotan

Sosok reni pelaku tambang ilegal di Desa Buranga yang disebut-sebut kebal hukum dan beroperasi dibekas lahan yang pernah menelan korban jiwa

Dugaan Dominasi Tambang Ilegal di Desa Tombi: Peran Haji Anjas dan Infrastruktur Talang Raksasa

Kuatnya bekingan Kelompok Haji Anjas hingga saat ini belum tersentuh oleh Aparat penegak Hukum berkaitan dengan pengelolaan tambang ilegal.

SMART GOV dan CITIGOV untuk Tekan Kebocoran PAD di Parigi Moutong

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) terus memacu transformasi digital dalam sektor perpajakan dan ekspansi digitalisasi ke sektor retribusi.


See All
; ;