Nasional, gemasulawesi - Belakangan ini sebuah petisi yang menuntut Budi Arie Setiadi mundur posisi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) imbas peretasan Pusat Data Nasional (PDN) ramai digaungkan di media sosial.
Menanggapi hal ini, Relawan Pro Jokowi (Projo) menuding bahwa pihak-pihak yang ingin Budi Arie Setiadi mundur tersebut berasal dari kelompok yang mendukung capres yang kalah di Pilpres 2024.
Sekretaris Jenderal Projo, Handoko, menyampaikan tudingan sejumlah pihak yang ingin Budi Arie Setiadi mundur ini berdasarkan hasil monitoring Projo beberapa waktu terakhir.
“Hasil pemantauan kami menunjukkan bahwa kelompok tokoh ini terdiri dari sisa-sisa pendukung capres yang kalah pada pilpres Februari 2024 lalu. Kata-kata yang mereka gunakan tidak menggambarkan kedewasaan berpolitik,” kata Handoko dalam konferensi pers di Kantor DPP Projo, Jakarta Selatan.
Handoko juga menyatakan keprihatinannya atas sikap sebagian tokoh di media sosial yang, menurutnya, mempolitisasi dan memanfaatkan keadaan untuk menyerang Budi Arie.
Ia menilai serangan tersebut ditujukan untuk tujuan-tujuan politik sempit, yang aktif menyudutkan pemerintah dan menciptakan opini publik yang keruh.
“Mereka menyerang Menkominfo Budi Arie Setiadi, Ketua Umum Projo, dengan tujuan-tujuan politik sempit. Mereka secara aktif memilih untuk menyudutkan pemerintah dan menciptakan kekeruhan opini publik,” ujar Handoko.
Monitoring yang dilakukan oleh Projo tidak menyasar satu atau dua nama, tetapi sejumlah tokoh.
“Itu adalah tokoh-tokoh yang kami identifikasi sebagai mereka yang secara politik berseberangan dalam konteks Pilpres 2024. Oleh karena itu, kami di Projo menyimpulkan bahwa ada unsur sisa-sisa residu dari Pilpres 2024,” jelas Handoko.
Di sisi lain, Menkominfo Budi Arie Setiadi meminta publik untuk bersabar terkait keputusan dirinya akan mundur dari jabatan Menkominfo atau tidak.
"Ya tunggu saja lah," ujar Budi Arie saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Terkait petisi yang muncul agar dirinya mundur dari Menkominfo, Budi memilih untuk tidak berkomentar lebih lanjut.
"Ah no comment kalau itu, itu hak masyarakat untuk bersuara," kata dia.
Safenet, sebuah organisasi yang peduli terhadap kebebasan internet dan hak digital, menggalang petisi agar Budi Arie mundur dari jabatannya.
Direktur Eksekutif Safenet, Nenden Sekar Arum, mengatakan bahwa petisi tersebut digulirkan untuk mengampanyekan kepada masyarakat bahwa ada pihak yang harus bertanggung jawab atas berbagai serangan siber yang memuncak pada serangan terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS).
Beragam tanggapan muncul dari netizen terkait isu ini.
Akun @me*** berkomentar, "Jika memang ada kesalahan, sudah sepatutnya ada yang bertanggung jawab. Namun, jangan sampai ini hanya menjadi permainan politik semata." (*/Shofia)