Nasional, gemasulawesi - Sebuah foto yang menampilkan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, memegang botol whisky Hibiki 21 Year Old yang harganya diduga mencapai puluhan juta rupiah, telah menyebar luas di media sosial dan menjadi viral.
Dalam foto yang beredar, Bahlil terlihat duduk santai di sebuah ruangan dengan botol whisky mahal di sampingnya.
Di meja juga tampak botol air mineral, gelas bekas whisky, serta puntung rokok, yang menambah konteks foto Bahlil tersebut.
Foto ini pertama kali diunggah oleh akun X @MurtadhaOne1 dengan keterangan yang mengklaim bahwa Bahlil sedang menikmati campuran air putih dan teh.
Namun, penampakan botol whisky mewah di sampingnya menyiratkan bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar minuman biasa.
Hal ini langsung menimbulkan kontroversi di kalangan netizen, yang menilai bahwa Bahlil, sebagai pejabat publik dan Ketua Umum Partai Golkar, seharusnya lebih berhati-hati dalam menunjukkan kemewahan.
Reaksi publik terhadap foto ini sangat beragam. Banyak netizen yang memperhatikan harga whisky yang sangat tinggi dan menilai bahwa hal ini mencerminkan gaya hidup yang tidak pantas untuk seorang pejabat publik.
Beberapa komentar di media sosial mengkritik Bahlil dengan ungkapan seperti "Lihat harga wiskinya, bisa buat DP KPR."
Ia menilai bahwa kebiasaan semacam itu tidak sejalan dengan citra seorang wakil rakyat yang seharusnya lebih sederhana.
Ada pula komentar yang meragukan keaslian dan konteks foto tersebut, dengan spekulasi bahwa mungkin foto ini diambil dalam situasi yang telah disiapkan atau dijebak.
Menanggapi viralnya foto ini, Kader Muda Partai Golkar segera melaporkan penyebar foto tersebut ke Bareskrim Polri.
Koordinator Kader Muda, Lisman Hasibuan, meminta agar pihak kepolisian melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap siapa yang menyebarluaskan foto tersebut dan apa tujuan di baliknya.
Lisman menyatakan bahwa ada kemungkinan foto ini sengaja dimanipulasi untuk merusak reputasi Bahlil Lahadalia.
Ia juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa Bahlil mungkin hanya menjadi korban dari situasi yang sengaja dibuat untuk menjelekkan namanya.
Dalam laporan tersebut, tuduhan yang diajukan meliputi pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan.
Beberapa tautan media sosial yang menyebarluaskan foto tersebut telah diserahkan sebagai bukti kepada pihak kepolisian.
Publik kini menunggu hasil dari penyelidikan ini dan bagaimana dampaknya terhadap Bahlil Lahadalia serta Partai Golkar secara keseluruhan.
Sementara itu, diskusi mengenai foto ini terus berkembang di media sosial, menggambarkan betapa sensitifnya isu-isu terkait citra pejabat publik di era digital saat ini. (*/Shofia)