Hacker Kembali Berulah! Data Penting Presiden Jokowi dan Menteri Sri Mulyani Ini Bocor

Data NPWP milik Presiden Jokowi dan Sri Mulyani diduga bocor. Pemerintah langsung bergerak lakukan mitigasi.
Data NPWP milik Presiden Jokowi dan Sri Mulyani diduga bocor. Pemerintah langsung bergerak lakukan mitigasi. Source: Foto/ilustrasi/Pixabay

Nasional, gemasulawesi - Kebocoran data kembali menjadi ancaman serius di Indonesia

Kasus kebocoran data kali ini melibatkan hacker Bjorka yang diduga berhasil mencuri sejumlah data penting dari Direktorat Jenderal Pajak. 

Informasi yang bocor tersebut termasuk data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) milik Presiden Joko Widodo (Jokowi), kedua putranya Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, serta Menteri Keuangan Sri Mulyani. 

Data-data tersebut kemudian dijual di forum gelap Breach Forums.

Baca Juga:
Pilkada Damai, Aman, Tertib, dan Sejuk Diharapkan KPU Tomohon Menjadi Ikhtiar Seluruh Warga

Sejak insiden tersebut mencuat, pemerintah langsung merespon dengan cepat. 

Presiden Jokowi menginstruksikan berbagai lembaga, termasuk Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk segera mengambil langkah mitigasi guna mencegah dampak lebih lanjut dari kebocoran ini.

"Ya, saya sudah perintahkan Kominfo maupun Kemenkeu untuk memitigasi secepatnya, termasuk BSSN," ujar Jokowi, dikutip pada Jumat, 20 September 2024.

Menurut Presiden, insiden kebocoran data seperti ini bukanlah hal baru di dunia siber, bahkan di negara-negara lain. 

Baca Juga:
Proses Perekrutan 604 PTPS untuk Pilkada 2024 Dipantau Langsung oleh Bawaslu Kabupaten Maros

Salah satu penyebabnya sering kali adalah keteledoran dalam menjaga keamanan sistem, terutama pada pengelolaan password.

"Peristiwa seperti ini juga terjadi di negara-negara lain. Mungkin karena keteledoran password yang tidak dijaga dengan baik," lanjutnya.

Penyebaran data di berbagai tempat tanpa pengamanan yang ketat juga menjadi faktor yang memperbesar peluang kebocoran data. 

Presiden Jokowi menekankan pentingnya memperkuat koordinasi antar lembaga dalam menyimpan dan melindungi data penting pemerintah agar tidak mudah diretas.

Baca Juga:
Baznas Palu Menyiapkan 360 Juta Rupiah untuk Membantu Biaya Pendidikan Anak-anak Sekolah Pra Sejahtera

"Peretasan data seperti ini memang bisa terjadi akibat terlalu banyaknya penyimpanan data yang ada di tempat-tempat yang berbeda, sehingga bisa menjadi ruang untuk diretas oleh para hacker," imbuhnya.

Kebocoran data ini mencuat ketika Bjorka kembali muncul di dunia maya dan mengklaim telah mendapatkan akses terhadap jutaan data NPWP. 

Meski jumlah data yang bocor sangat besar, perhatian masyarakat tertuju pada data milik Presiden Jokowi, kedua putranya, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Berita ini viral di media sosial, membuat publik khawatir akan keamanan data pribadi mereka. Warganet ramai-ramai menyuarakan keresahan atas lemahnya sistem keamanan data pemerintah. 

Baca Juga:
Tingkatkan Kemampuan, Basarnas Latih 120 Orang Siswa SPN Polda Sulawesi Tengah tentang Teknik SAR

Tagar terkait Bjorka dan kebocoran data pun sempat menjadi trending topic, menunjukkan betapa besar perhatian masyarakat terhadap isu ini.

Menyikapi viralnya berita tersebut, para pakar keamanan siber mengingatkan pentingnya edukasi terkait keamanan data, tidak hanya di kalangan pengguna biasa tetapi juga di tingkat pemerintahan.

Pemerintah diharapkan dapat segera meningkatkan sistem proteksi agar insiden seperti ini tidak terulang.

Selain itu, pihak berwenang juga tengah melakukan investigasi untuk mengidentifikasi bagaimana kebocoran ini bisa terjadi, serta siapa saja yang terlibat dalam penyebaran data.

Baca Juga:
Bersama Pj Ketua TP-PKK Pinrang, Pj Bupati Pinrang Berkesempatan Menghadiri Opening Ceremony ADUJAK Genre

Investigasi ini menjadi penting mengingat data yang bocor bukan hanya milik tokoh negara, tetapi juga berpotensi melibatkan data jutaan warga negara Indonesia.

Dengan langkah-langkah mitigasi yang sedang dilakukan, harapannya adalah agar kasus ini segera tertangani dan tidak ada kerugian yang lebih besar lagi di masa depan. 

Sementara itu, pemerintah terus berupaya memperbaiki sistem keamanan siber demi melindungi data-data sensitif negara dari ancaman hacker di masa mendatang. (*/Shofia)

...

Artikel Terkait

wave

Usai Viral, KONI Pusat Buka Suara Soal Robohnya Venue Menembak PON XXI Aceh Sumut

Venue menembak PON XXI Aceh-Sumut ambruk akibat cuaca ekstrem. KONI Pusat buka suara dan tanggapi video yang sempat viral.

Terbongkar! Polresta Bandara Soetta Beberkan Modus Operandi Pelaku dalam Kasus Pengiriman 14 PMI Ilegal ke Kamboja

Polisi ungkap skandal perdagangan orang dengan 14 PMI ilegal menuju Kamboja. Modus dan dua pelaku utama terungkap.

Dramatis! 14 Pekerja Migran Ilegal yang Akan Berangkat ke Kamboja Dihentikan di Bandara Soetta, 2 Tersangka Ditangkap

14 CPMI ilegal dicegah di Bandara Soetta. Polisi tangkap dua pria yang terlibat dalam pemberangkatan.

KPK Ungkap Dugaan Korupsi Besar Dana CSR BI dan OJK, Siapa yang Akan Jadi Tersangkanya?

KPK menyoroti dugaan korupsi dana CSR dari BI dan OJK. Status kasus naik ke penyidikan, identitas tersangka akan segera diumumkan.

Pengacara Kondang Indonesia Hotman Paris Unggah Video Permintaan Evakuasi WNI Diduga Korban TPPO di Myanmar

Diduga menjadi korban TPPO, seorang WNI mengunggah video permintaan tolong evakuasi kepada Pemerintah Indonesia.

Berita Terkini

wave

TNI AL dan BI Resmi Lepas Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Sulawesi Tengah

Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 memastikan distribusi rupiah layak edar di wilayah 3T, wujud sinergi TNI AL dan BI.

Ribuan Ojol Gelar Aksi di DPR, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Unjuk Rasa

Aksi ribuan pengemudi ojol di DPR/MPR dikawal 6.118 personel. Massa sampaikan tujuh tuntutan, termasuk revisi RUU.

Pemohon Minta MK Hapus Kolom Agama dari KTP dan KK

Pemohon minta hapus data agama di KTP dan KK karena risiko diskriminasi dan pelanggaran hak asasi warga.

KPK Ungkap Dugaan Korupsi Kuota Haji, Pansus DPR Soroti Pembagian Tambahan yang Menyimpang

KPK dan DPR mengusut dugaan korupsi kuota haji 2023–2024, termasuk jual beli kuota dan pelanggaran aturan pembagian.

KPK Benarkan Pengembalian Uang oleh Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji

KPK mengonfirmasi pengembalian dana oleh Khalid Basalamah terkait kuota haji, serta ungkap kerugian negara capai Rp1 triliun.


See All
; ;