Politikus PKS Minta KY Periksa Hakim PN Pontianak yang Vonis Bebas WNA Penambang Emas Ilegal: Jangan Nunggu Laporan

Foto politikus PKS, Mulyanto yang baru-baru ini menyoroti hakim yang beri vonis bebas kepada WNA penambang emas ilegal
Foto politikus PKS, Mulyanto yang baru-baru ini menyoroti hakim yang beri vonis bebas kepada WNA penambang emas ilegal Source: (Foto/Instagram/@pakmul63)

Nasional, gemasulawesi - Kasus vonis bebas terhadap Yu Hao, warga negara asing asal Tiongkok, dalam dugaan penambangan emas ilegal oleh Pengadilan Tinggi Pontianak memicu kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk politikus dan anggota majelis syura PKS, Mulyanto.

Diketahui vonis bebas yang diberikan oleh PN Pontianak terhadap warga negara asing asal Tiongkok, Yu Hao jadi sorotan belakangan ini.

PN Pontianak memutuskan menerima permohonan banding dan membatalkan putusan sebelumnya yang dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Ketapang.

Sebelumnya, Pengadilan Negeri Ketapang telah menjatuhkan vonis pidana penjara 3 tahun 6 bulan serta denda Rp30 miliar subsider 6 bulan kurungan kepada terdakwa.

Baca Juga:
Presiden Prabowo Perintahkan Cabut Pagar Laut di Tangerang, Denny Siregar: Berarti Bukan Kaleng-kaleng yang Bangun

Namun, dalam putusan baru ini, majelis hakim menyatakan bahwa Yu Hao tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana penambangan ilegal.

Keputusan ini memicu reaksi keras dari warganet yang mempertanyakan mengapa terdakwa justru dinyatakan bebas.

Sorotan tajam diarahkan kepada majelis hakim yang memutuskan perkara tersebut, termasuk Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Pontianak Isnurul Syamsul Arif sebagai hakim ketua majelis, serta Eko Budi Supriyanto dan Pransis Sinaga sebagai hakim anggota.

Di media sosial, khususnya platform X (dulu Twitter), diskusi mengenai kasus ini berlangsung ramai.

Baca Juga:
Cendikiawan NU Nadirsyah Hosen Soal Muhammadiyah yang Polisikan Pemasang Pagar Laut Tangerang: Alhamdulillah

Banyak pihak meminta kejelasan mengenai dasar keputusan hakim untuk membatalkan vonis yang sebelumnya sudah dijatuhkan di pengadilan tingkat pertama.

Komisi Yudisial (KY) juga turut menjadi perhatian dalam isu ini.

Juru Bicara KY, Mukti Fajar Nur Dewata, pada Kamis 16 Januari 2025, menyampaikan bahwa KY membuka peluang bagi masyarakat untuk melaporkan dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) terkait kasus tersebut.

Mukti Fajar memastikan KY akan memproses laporan jika masyarakat menemukan bukti adanya pelanggaran oleh majelis hakim Pengadilan Tinggi Pontianak.

Baca Juga:
Luhut Usul Family Office Dibentuk Februari 2025, Eks Stafsus Menkeu RI: Rasanya Kita Akan Dijauhi Investor

Pernyataan ini, bagaimanapun, memicu kritik dari sejumlah pihak yang meminta KY untuk bersikap lebih aktif.

Salah satu kritik datang dari politikus sekaligus anggota majelis syura PKS, Mulyanto.

Mulyanto secara tegas meminta Komisi Yudisial (KY) untuk lebih proaktif dalam menangani dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) oleh majelis hakim yang menangani kasus ini.

Dalam cuitannya pada platform X, Mulyanto menyebut bahwa KY seharusnya proaktif dan tidak hanya menunggu laporan masyarakat.

Baca Juga:
Anggota DPD Komeng Sampaikan Candaan Saat Tanggapi Pagar Laut di Tangerang, Said Didu: Kali Ini Gak Lucu

"KY proaktif dong, jangan cuma nunggu laporan masyarakat secara resmi," tulisnya.

Ia juga menekankan bahwa ramainya pembahasan kasus ini di media sosial mencerminkan besarnya perhatian publik terhadap masalah tersebut.

"Ini rame di-X juga masyarakat kaleee, bukan robot," lanjut Mulyanto.

Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya peran lembaga negara untuk merespons isu yang menjadi perhatian luas masyarakat tanpa harus menunggu langkah formal terlebih dahulu. (*/Risco)

...

Artikel Terkait

wave

Presiden Prabowo Perintahkan Cabut Pagar Laut di Tangerang, Denny Siregar: Berarti Bukan Kaleng-kaleng yang Bangun

Denny Siregar menyoroti Presiden Prabowo Subianto yang sampai turun tangan untuk mengatasi masalah pagar misterius di laut Tangerang

Cendikiawan NU Nadirsyah Hosen Soal Muhammadiyah yang Polisikan Pemasang Pagar Laut Tangerang: Alhamdulillah

Cendikiawan NU, Nadirsyah Hosen menanggapi kabar Muhammadiyah yang akan melaporkan pemasang pagar misterius di laut Tangerang

Luhut Usul Family Office Dibentuk Februari 2025, Eks Stafsus Menkeu RI: Rasanya Kita Akan Dijauhi Investor

Mantan staf khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo menanggapi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengusulkan pembentukan family office

Anggota DPD Komeng Sampaikan Candaan Saat Tanggapi Pagar Laut di Tangerang, Said Didu: Kali Ini Gak Lucu

Said Didu menanggapi komentar dari anggota DPD, Komeng terkait pagar misterius sepanjang 30 km di laut Tangerang, Banten

Program Makan Bergizi Gratis Sudah Seminggu, Rocky Gerung Sebut Pemerintah Harus Terima Kritik Habis-habisan

Rocky Gerung menyebut pemerintah harus terbuka dengan banyak kritik terhadap program makan bergizi gratis yang sudah seminggu berjalan

Berita Terkini

wave

Menghadirkan Komedi yang Lebih Meledak dari Film Pertamanya, Inilah Sinopsis Film Agak Laen: Menyala Pantiku

Film Agak Laen akan mendapat bagian kedua berjudul Agak Laen: Menyala Pantiku, yang diklaim akan lebih kocak dari film pertamanya

Akun FB Anonim Ungkap Kuasa Staff Mengatur Proyek di RSUD Undata Palu, Indrawati: Itu Fitnah

Nama Indrawati diungkap akun FB anonim sebagai pengatur proyek di RSUD Undata, disebut sebagai penentu rekanan sekaligus pengumpul fee.

KLH Tegas Tangani Kasus Impor Limbah B3 PT Esun, Pastikan Penegakan Hukum dan Perlindungan Lingkungan

KLH tindak impor limbah B3 ilegal PT Esun di Batam, tekankan bahaya kesehatan, lingkungan, dan komitmen Konvensi Basel.

Forensik Ungkap Luka di Tubuh AR (8) yang Ditemukan Tewas di Kamar Kos Jakarta Utara

Polisi dan RS Polri ungkap hasil forensik kematian AR (8) di kos Penjaringan, dengan luka serius dan investigasi lanjutan.

Tragedi Cakung: Suami Bakar Istri hingga Tewas, Diduga Konsumsi Narkoba saat Ditangkap

Seorang pria di Cakung membakar istrinya hingga tewas karena masalah sepele, diduga dalam pengaruh narkoba.


See All
; ;