Nasional, gemasulawesi - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sekaligus Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Dr. Mardani Ali Sera, turut menyoroti aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa di berbagai wilayah di Indonesia.
Gelombang unjuk rasa ini dimulai sejak Senin, 17 Februari 2025, dengan mengusung narasi "Indonesia Gelap".
Aksi demonstrasi tersebut berlangsung di sejumlah kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Padang, hingga Makassar.
Para mahasiswa yang turun ke jalan menyuarakan berbagai tuntutan terhadap pemerintah terkait kondisi yang mereka anggap tidak mencerminkan kesejahteraan masyarakat.
Menanggapi fenomena ini, Mardani Ali Sera menunjukkan sikap yang mendukung aksi mahasiswa.
Ia menilai bahwa demonstrasi adalah bagian penting dalam proses demokrasi yang sehat, di mana masyarakat berhak untuk menyampaikan aspirasi mereka secara terbuka.
Dalam pandangannya, aksi protes yang dilakukan secara tertib dan aman tidak seharusnya dilarang, melainkan justru dianggap sebagai bentuk refleksi dari kondisi sosial yang sebenarnya terjadi di tengah masyarakat.
"Masyarakat yg sehat, berani menyampaikan aspirasi. Demo adalah kembang demokrasi dan mahasiswa adalah suara nurani. Selama tertib dan aman, monggo. Justru suara demonstran bisa jadi cermin masyarakat," tulis Mardani Ali Sera dalam cuitannya di akun X resminya @MardaniAliSera pada Rabu, 19 Februari 2025.
Pernyataan Mardani mendapat perhatian luas, terutama di media sosial.
Sebagian masyarakat menilai bahwa demonstrasi adalah hak fundamental dalam negara demokrasi dan seharusnya dihormati oleh pemerintah serta pihak-pihak terkait.
Dukungan Mardani Ali Sera terhadap demonstrasi ini juga dinilai sejalan dengan sikapnya selama ini yang kerap mengedepankan kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Ia dikenal sebagai salah satu politisi yang aktif menyuarakan berbagai isu sosial, termasuk yang berkaitan dengan hak-hak masyarakat dan transparansi pemerintahan.
Dalam konteks ini, aksi demonstrasi mahasiswa dengan narasi "Indonesia Gelap" tampaknya masih akan terus menjadi perbincangan di tengah publik.
Apakah gerakan ini akan membawa dampak signifikan terhadap kebijakan pemerintah atau sekadar menjadi suara protes yang berlalu begitu saja, masih perlu dinantikan dalam perkembangan selanjutnya. (*/Risco)