Nasional, gemasulawesi - Politikus Partai Demokrat, Andi Arief, memberikan pembelaan terhadap Presiden RI, Prabowo Subianto, yang mendapat kritik dari warganet setelah menyatakan kesiapan Indonesia untuk membantu korban gempa bumi di Myanmar dan Thailand.
Pernyataan Prabowo ini menuai reaksi beragam di media sosial, terutama dari sejumlah warganet yang menilai bahwa Indonesia masih memiliki banyak masalah internal yang perlu diselesaikan.
Sebelumnya, Presiden Prabowo mengungkapkan rasa dukanya terhadap korban gempa bumi yang baru-baru ini terjadi di Myanmar dan Thailand.
Dalam unggahan di akun X resminya, @prabowo, ia menegaskan bahwa Indonesia siap memberikan bantuan kepada kedua negara yang terkena dampak bencana alam tersebut.
"Indonesia siap memberikan semua dukungan yang diperlukan untuk upaya pemulihan di daerah yang terkena dampak," tulis Prabowo dalam bahasa Inggris pada 28 Maret 2025.
Namun, pernyataan tersebut langsung mendapat tanggapan dari warganet.
Sejumlah pengguna media sosial mempertanyakan prioritas pemerintah dalam mengelola bantuan kemanusiaan.
Mereka menilai bahwa kondisi dalam negeri masih membutuhkan perhatian penuh, terutama dalam hal ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu tanggapan yang muncul berasal dari akun @shi***, yang menulis, "Maaf, Bapak yang terhormat. Sekadar mengingatkan, negara kita sendiri (Indonesia) saat ini sedang mengalami kekurangan cash flow. Tapi kalo mau bantu secukupnya ya gapapa, kami masih bisa prihatin lagi."
Di tengah banyaknya kritik yang bermunculan, Andi Arief memberikan pembelaan terhadap keputusan Prabowo.
Melalui akun X resminya, @Andiarief__, ia menegaskan bahwa sikap Presiden sudah tepat.
Andi mengingatkan bahwa Indonesia juga pernah menerima bantuan dari dunia internasional ketika mengalami bencana besar di masa lalu.
"Sudah tepat Pak Presiden. Saat Indonesia dilanda gempa besar dan merusak, solidaritas internasional cepat berdatangan ke lokasi terdampak," tulis Andi Arief dalam cuitannya pada 30 Maret 2025.
Pernyataan Andi Arief ini juga menuai respons dari berbagai pihak. Beberapa warganet setuju dengan pandangannya dan menilai bahwa membantu negara lain dalam situasi bencana adalah bagian dari nilai kemanusiaan dan diplomasi antarnegara.
Di sisi lain, masih ada yang berpendapat bahwa pemerintah seharusnya lebih fokus pada penyelesaian masalah di dalam negeri sebelum menawarkan bantuan ke luar negeri.
Perdebatan mengenai kebijakan bantuan luar negeri memang kerap menjadi perbincangan di kalangan publik. (*/Risco)