Nasional, gemasulawesi - Pegiat media sosial, Eko Kuntadhi, menyoroti fenomena mudik Lebaran 2025 yang mengalami penurunan jumlah pemudik dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurutnya, turunnya angka pemudik bisa menjadi indikasi bahwa kondisi ekonomi masyarakat saat ini sedang tidak stabil.
Diketahui bahwa berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi, Pusat Statistik, Kementerian Perhubungan, dan akademisi, pemudik pada tahun 2025 ini diperkirakan hanya mencapai 146,48 juta orang atau sekitar 52% dari total penduduk Indonesia.
Jumlah pemudik tersebut menunjukkan penurunan sekitar 24% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.
Menanggapi hal tersebut, Eko Kuntadhi menyampaikan pendapatnya melalui akun X resminya, @ekokuntadhi1, pada Sabtu, 29 Maret 2025.
Ia merasa bahwa selain perbaikan infrastruktur yang mengurangi tingkat kemacetan, kondisi ekonomi juga berperan dalam menurunnya jumlah pemudik tahun ini.
"Kayaknya yg mudik gak ada kabar kemacetan parah. Selain infrastruktur jalan lebih bagus. Jumlah pemudik turun 50 juta orang dibanding tahun lalu. Penurunan sekitar 24%. Mungkin karena ekonomi masyarakat sedang tidak baik-baik saja.." tulis Eko dalam cuitannya.
Penilaian Eko bahwa kondisi ekonomi berpengaruh terhadap keputusan masyarakat untuk tidak mudik pun mendapat beragam respons dari warganet.
Banyak yang setuju dengan pendapatnya dan mengungkapkan bahwa kesulitan ekonomi menjadi alasan utama banyak orang membatalkan rencana mudik tahun ini.
Salah satu tanggapan datang dari akun @073*** yang menulis, "Bgm mau mudik, u lanjutin hidup esok hari ajah susahnya minta ampun... Semua serba naik, tp pendaptan menurun, bahkan tdk sedikit yg hilang krn PHK."
Beberapa warganet lain juga mengungkapkan keluhan mereka mengenai naiknya harga kebutuhan pokok, biaya transportasi yang semakin mahal, serta pendapatan yang stagnan atau bahkan menurun.
Hal ini membuat banyak orang berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk pulang ke kampung halaman.
Penurunan jumlah pemudik ini pun menjadi bahan diskusi di berbagai platform media sosial.
Terlepas dari berbagai spekulasi mengenai penyebab turunnya jumlah pemudik, fenomena ini menjadi cerminan bagaimana kondisi ekonomi nasional dapat berimbas langsung pada tradisi masyarakat, termasuk dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri. (*/Risco)