Nasional, gemasulawesi - Gubernur Papua Tengah, Meki Napiwa, bersama Wali Kota Sibolga, Akhmad Syukri Nazry Penarik, menyampaikan harapan agar Sekolah Rakyat bisa dibangun di wilayah mereka.
Permintaan tersebut disampaikan langsung kepada Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, di Kantor Kementerian Sosial.
“Kami sangat berharap ada kesempatan agar Sekolah Rakyat bisa berdiri di Nabire,” ujar Gubernur Meki.
Ia mengungkapkan bahwa enam dari delapan kabupaten di Papua Tengah tergolong rawan konflik, dan banyak anak-anak terpaksa mengungsi serta tidak bisa mengakses pendidikan.
Baca Juga:
Mengenal Lebih Dalam OnePlus 13s: Ponsel Mini dengan Kekuatan Luar Biasa Bak Ponsel Unggulan
Ia menambahkan, “Kami sudah siapkan lahan seluas 10 hektare di Nabire. Kalau bisa direalisasikan tahun ini, anak-anak pengungsi akan bisa kembali bersekolah.”
Selain Nabire, Meki juga mengusulkan agar Mimika dijadikan lokasi tambahan untuk pendirian Sekolah Rakyat.
“Kami nilai Mimika dan Nabire relatif aman dari konflik, jadi cocok untuk tempat belajar,” katanya.
Saat ini, dokumen dan persyaratan untuk pengajuan Sekolah Rakyat di Nabire telah disusun lengkap. Sementara itu, berkas pendukung dari Mimika tengah dipersiapkan oleh Pemerintah Provinsi.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Menyerbu Sumur Air di Wilayah Ein Samia Sebelah Timur Laut Ramallah
Bupati Nabire, Mesak Magai, menambahkan bahwa kebutuhan pendidikan sangat mendesak karena banyak warga yang mengungsi ke Nabire dan Mimika akibat konflik di daerah lain.
“Kami benar-benar butuh sarana pendidikan dan dukungan bagi pengungsi,” ungkapnya.
Wali Kota Sibolga, Akhmad Syukri Nazry Penarik, juga mengajukan permohonan serupa.
Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyediakan lahan bersertifikat seluas 12 hektare untuk mendukung pendirian Sekolah Rakyat.
“Kami sangat antusias dengan program ini karena di Sibolga masih banyak anak yang berhenti sekolah,” katanya.
Menurutnya, banyak anak di daerahnya terpaksa meninggalkan sekolah karena membantu orang tua berdagang ikan.
Karena itu, keberadaan Sekolah Rakyat dianggap sangat penting.
“Semua dokumen sudah kami siapkan. Kami berharap usulan ini bisa segera dipertimbangkan untuk prioritas tahun ini,” lanjutnya.
Menanggapi usulan tersebut, Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo, menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat dirancang sebagai upaya memutus rantai kemiskinan yang turun-temurun.
Program pendidikan berasrama ini dijalankan melalui kerja sama antara berbagai kementerian dan lembaga.
Ia menjelaskan, “Kami ingin anak-anak lulusan Sekolah Rakyat punya pengetahuan yang memadai, karakter nasionalisme yang kuat, dan siap menjadi pemimpin masa depan.”
Selain pendidikan formal, anak-anak juga akan dibekali keterampilan sesuai dengan potensi daerah masing-masing.
Tak hanya itu, orang tua mereka juga akan diberdayakan, dan tempat tinggal keluarga akan dibenahi.
“Presiden berharap anak-anak ini tumbuh menjadi generasi yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
Dalam pertemuan itu turut hadir Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda, serta Wakil Wali Kota Sibolga, Pantas Maruba Lumbantobing. (*/Zahra)