Ini Bahaya Flu Burung, Bisa Menyebabkan Pneumonia hingga Gagal Nafas Akut

waktu baca 2 menit
Ket. Gambaran ketika terkena pneumonia (Foto/Hermina)

Kesehatan, gemasulawesi – Di penghujung musim dingin dan penghujan di daerah tropis, virus mengancam dunia peternakan dan kesehatan manusia.

Virus sangat mudah menular ke manusia dari hewan yang terinfeksi.

Gejala terpapar dimulai 2-8 hari, dan seperti flu biasa.

Baca Juga : Bea Cukai Bangun Rumah Sakit Paru Karawang dari Uang Cukai Tembakau

Antara lain batuk, demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, dan sesak napas dapat terjadi.

Risiko bahaya pun mengincar manusia yang terpapar .

Dokter umum dari layanan Halodoc Indonesia, dr. Rizal Fadli, Jumat 03 Maret 2023 pun memaparkannya untuk Anda.

Paru-paru Basah/

Penderita sering mengalami nyeri dada, sesak nafas yang kemudian terjadi penurunan oksigen tubuh, inilah gejala dari .

Baca Juga : Mengerikan! Jepang Dilanda Serangan Flu Burung, Jutaan Ayam dan Bebek Dimusnahkan

atau paru-paru basah adalah komplikasi karena setelah masuknya virus dalam tubuh.

Saat ini terjadi, penderita akan mengalami kesulitan nafas sehingga harus menggunakan alat bantu.

Sepsis

Setelah penderita mengidap , penyakit sekunder yang muncul adalah sepsis atau komplikasi infeksi yang terjadi karena tubuh melawan virus.

Jika komplikasi terjadi, organ yang melawan akan mengalami kerusakan keseluruhan bahkan tidak bisa terselamatkan lagi. 

Baca Juga : Flu Burung Akan Menjadi Gelombang Pandemi Virus Baru di Inggris

Dokter pun harus segera melakukannya tindakan untuk mencegah kerusakan keseluruhan.

Sindrom Gagal Nafas Akut

Sindrom gagal nafas akut menjadi penyakit ikutan setelah terkena yang berakhir dengan munculnya inflamasi/peradangan paru paru.

Pada saat peradangan, cairan pembuluh darah masuk ke kantung kantung udara dalam paru paru.

Gagal Fungsi Organ

Saat virus menyebar ke beberapa organ tubuh, akan terjadi kegagalan organ sekaligus.

Gagal fungsi yang sering terjadi adalah gagal fungsi ginjal, gangguan jantung, gangguan paru paru, bahkan pneumotoraks.

Kondisi inilah yang kemudian disebut penderita memasuki tahap akut.

Kematian

Bahaya selanjutnya adalah kematian yang terjadi tak lama setelah terjadi kegagalan organ.

Kasus berujung pada kematian masih tinggi di Indonesia.

Data dari Kementerian Kesehatan, sejak merebak di tahun 2003 hingga saat ini sudah ada 457 penderita yang berakhir dengan kematian. (*/YN) 

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.