Setidaknya 39 Migran Tewas Dalam Kecelakaan Bus Panama Setelah Melintasi Darién Gap

waktu baca 3 menit
Keterangan Foto: Kecelakaan parah yang terjadi di Panama,(Foto:/Twitter/tomphilips)

Internasional, gemasulawesi – Setidaknya 39 migran telah tewas dalam yang mengerikan di setelah melakukan perjalanan selama berhari-hari melalui hutan selatan negara Amerika Tengah itu dalam perjalanan mereka menuju kehidupan baru di AS.

Kecelakaan itu terjadi pada dini hari Jum'at ketika konvoi bus melakukan perjalanan dari perbatasan dengan Kolombia menuju pusat penerimaan migran di dekat kota Gualaca.

“Saat ini situasi yang ada bagi kami sama seperti bencana,” kata Dr Katherine Guerra.

Baca : Buntut Perkara ASABRI, Perusahaan Panama Gugat Kejagung

“Korban tersebut terdiri dari anak-anak, bayi yang baru lahir, wanita lanjut usia,” kata seorang saksi migran asal Venezuela yang berada di tempat kejadian.

Presiden , Nito Cortizo, mengatakan tim pemerintah bekerja “dengan susah payah” untuk membantu para penyintas dan men-tweet: “Ini adalah berita yang menyedihkan bagi dan kawasan itu.”

Menteri luar negeri Kuba, Bruno Rodríguez Parrilla, mengatakan warga negaranya juga terlibat dan mengirimkan belasungkawanya kepada para korban “kecelakaan mengerikan”.

Baca : Komnas HAM Catat 257 Aduan Soal Pekerja Migran Indonesia

Puluhan ribu orang Haiti telah berdatangan melalui hutan hujan berbahaya di Celah Darién antara Kolombia dan dalam beberapa tahun terakhir karena tanah air Karibia mereka telah jatuh lebih dalam ke dalam krisis kemanusiaan dan politik.

Ribuan orang Kuba telah melakukan perjalanan yang sama dengan harapan untuk berlari lebih cepat dari penganiayaan politik dan perselisihan ekonomi yang berkembang di dalam negeri.

Hampir 70.000 warga Venezuela juga melakukan perjalanan melalui Darién tahun lalu ketika negara mereka terus terguncang dari salah satu keruntuhan ekonomi paling parah di luar zona perang dalam sejarah dunia baru-baru ini.

Baca : Puluhan Anak Tewas dalam Kecelakaan Bus dan Kapal Laut di Pakistan

Sebanyak hampir 250.000 orang melakukan perjalanan tahun lalu dibandingkan dengan sekitar 133.000 pada tahun 2021, menurut statistik resmi.

Kepala migrasi , Samira Gozaine, mengatakan kepada wartawan bahwa pihak berwenang percaya kecelakaan itu terjadi setelah bus melewatkan belokan ke pusat migran di mana ia seharusnya meninggalkan 66 penumpangnya.

Laporan lokal mengatakan pengemudi kehilangan kendali atas kendaraan setelah berbalik dan bus jatuh dari tebing, menyebabkan puluhan penumpang tewas.

Baca : Ratusan Buruh Migran Indonesia Meninggal Dunia di Penjara Malaysia

Aktivis Human Rights Watch Juan Pappier menyebut kecelakaan itu sebagai bencana yang diramalkan.

“Ketika saya mengunjungi wilayah ini, kami melihat bahwa bus-bus ini membawa lebih banyak orang daripada yang diizinkan dan melakukan perjalanan panjang tanpa istirahat.

Ada kecelakaan serupa di masa lalu, dengan banyak yang terluka,” kata Pappier. (*/Siti)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.