Sumatera Barat, gemasulawesi - Sungai Ngarai Sianok Kota Bukittinggi di Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam Sumatera Barat tiba-tiba meluap, menyebabkan banjir yang merendam area sekitar sungai hingga ke pemukiman warga.
Luapan yang hanya berlangsung selama 15 menit ini menyebabkan kerusakan berat pada sedikitnya empat belas rumah warga dan menghanyutkan beberapa pondok jualan milik penduduk di sekitar bibir sungai.
Komandan Kodim (Dandim) 0304/Agam, Letkol Arm Bayu Ardhitya, menjelaskan bahwa luapan ini terjadi pada Senin, 3 Juni 2024 sekitar pukul 15.00 WIB yang disebabkan oleh sumbatan di aliran pertengahan Sungai Ngarai Sianok bagian Koto Gadang yang kemudian jebol, mengakibatkan air meluap secara tiba-tiba ke daerah hilir.
"Luapan ini berasal dari aliran tengah sungai di Ngarai Sianok bagian Koto Gadang. Diduga ada sumbatan yang kemudian pecah, sehingga air meluap tiba-tiba ke bawah," ujar Letkol Bayu.
Dandim bersama Kapolresta Bukittinggi dan pemerintah daerah setempat segera mengeluarkan larangan sementara bagi warga untuk tinggal di wilayah aliran Sungai Ngarai Sianok.
Mereka menegaskan bahwa kawasan tersebut termasuk dalam buffer zone atau wilayah penyangga, dan meminta warga menjauhi area sejauh 50 meter dari kiri dan kanan sungai.
"Tempat tersebut tidak layak untuk menjadi pemukiman karena arus masih sangat kencang," tegas Letkol Bayu.
Selain itu, Dandim juga menekankan pentingnya proses relokasi bagi warga yang terdampak.
Baca Juga:
Ajukan Permohonan, Palestina Dilaporkan Berupaya untuk Bergabung dalam Kasus Genosida Gaza di ICJ
“Normalisasi sungai memang penting, namun relokasi harus diutamakan agar kejadian serupa tidak terulang,” tambahnya.
Pemerintah daerah dan aparat keamanan berkomitmen untuk memastikan relokasi berjalan dengan baik demi keamanan warga.
Salah seorang warga terdampak, Ilham (31), mengungkapkan bahwa rumahnya mengalami kerusakan paling parah karena berada di dataran terendah di bibir Sungai Ngarai Sianok.
"Air tadi bahkan mencapai setinggi dada saya. Keluarga saya sudah mengungsi. Ini adalah kejadian ketiga sejak akhir April 2024 lalu," ungkap Ilham.
Banjir yang sering terjadi ini membuat Ilham dan warga lainnya merasa was-was akan keselamatan mereka.
Karena situasinya masih belum stabil, pihak berwenang terus memantau perkembangan dan memberikan bantuan kepada warga yang terkena dampak.
Bantuan obat-obatan sangat dibutuhkan oleh pengungsi, dan upaya relokasi akan terus diutamakan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Diharapkan agar masyarakat tetap berhati-hati dan mengikuti petunjuk dari petugas guna menjaga keselamatan bersama.
Selain relokasi, pihak berwenang juga berencana melakukan normalisasi sungai untuk mencegah terjadinya sumbatan yang dapat menyebabkan luapan air.
Mereka juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang tidak akurat melalui media sosial dan tetap tenang selama masa pemulihan ini.
Bantuan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, aparat keamanan, dan organisasi kemanusiaan, terus disalurkan untuk meringankan beban warga yang terkena dampak banjir ini.
Dandim Letkol Arm Bayu Ardhitya menambahkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan instansi terkait untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan warga yang terdampak.
"Kami akan terus memantau situasi dan memastikan semua warga mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan," ujarnya.
Masyarakat diminta untuk tetap mengikuti perkembangan informasi dari sumber yang resmi dan tidak panik dalam menghadapi situasi ini. (*/Shofia)