Parigi moutong, gemasulawesi – Bantuan perahu yang sedianya untuk nelayan di Kabupaten Parigi moutong disinyalir tidak tepat sasaran dan hanya dijadikan lahan bisnis oknum tertentu.
Berdasarkan informasi dari sejumlah nelayan yang berhasil didapatkan gemasulawesi, sejumlah bantuan perahu disebut diberikan pada orang yang tidak tepat.
Menurut salah seorang nelayan yang meminta namanya tidak disebutkan, bermula dari suplai sejumlah perahu fiber yang diserahkan tapi diterima oleh orang yang diketahui bukan berprofesi tetap sebagai nelayan.
“Saya sudah lama mengajukan proposal ke Dinas Kelautan dan Perikanan Parigi moutong, hingga saat ini belum pernah dapatkan bantuan itu, eh tiba-tiba liat sendiri ada yang masih anak-anak kemarin sudah dapat perahu fiber, masih kecil di aitu saya sudah melaut,” ketusnya.
Ia mengatakan, kondisi tersebut menyebabkan sejumlah nelayan di wilayahnya mulai bertanya tanya, seperti apa proses pemberian bantuan? Kemana proposal mereka yang sudah berulang kali dimasukkan?
Parahnya kata dia, ada satu rumah semua mendapatkan bantuan perahu fiber tersebut, padahal satu perahu fiber sudah cukup untuk mengakomodir kebutuhan melaut satu rumah tangga.
“Tolong bantu kami pak wartawan, perlakuan tidak adil seperti ini perlu untuk dimasukkan saja dalam berita. Supaya pimpinan mereka diatas tahu seperti ini kondisinya,” tegasnya.
Kejadian bantuan perahu fiber untuk nelayan tidak tepat sasaran menurutnya bukan hanya terjadi kali ini saja.
“Sudah sangat sering terjadi seperti ini. Tidak tahu akan mengadu kemana orang kecil seperti kami ini,” keluhnya.
Pembentukan kelompok kata dia, hanya berdasarkan kepentingan oknum tertentu saja, entah bagaimana caranya sehingga lolos saat dilakukan verifikasi oleh pihak dinas.
Penelusuran gemasulawesi, ditemukan juga sejumlah masalah dalam bantuan tersebut setelah diserahterimakan, beredar isu bantuan perahu fiber tersebut akan dijual.
Namun, karena sempat mendapatkan sorotan warga setempat akhirnya bantuan tidak jadi diperjualbelikan.
Ia menambahkan, saat ini perahu hanya terparkir dan belum digunakan sama sekali, padahal sudah sebulan sejak perahu fiber diserahterimakan.
Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Parigi moutong, Nasir yang dikonfirmasi via telpon beberapa waktu lalu mengatakan, akan mengecek kembali kejadian tersebut.
“Setahu saya sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Karena tim verifikasi ada turun ke lapangan untuk mengecek langsung kebenaran dari data kelompok yang mengajukan proposal,” tuturnya.
Berdasarkan hasil pengecekannya, proposal diajukan sejak tahun 2022 dan baru bisa direalisasikan di tahun 2024. (fan)