Nasional, gemasulawesi - Kabar jatuhnya helikopter Tour PK-WSP di Banjar Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali membuat heboh masyarakat dan media sosial.
Dhedy Kurnia Sentosa, pilot helikopter yang jatuh itu baru-baru ini memberikan klarifikasi terkait insiden di Bali tersebut.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya terlambat menghindari tali layang-layang sebelum kecelakaan helikopter yang dikemudikannya terjadi.
Pernyataan ini disampaikan Dhedy kepada Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Agustinus Budi Hartono, yang kemudian mengkonfirmasi informasi tersebut kepada publik.
Menurut Agustinus, Dhedy mengatakan bahwa pada saat terbang di ketinggian 1.000 kaki, ia melihat tali layang-layang di atas helikopternya.
"Terus terang kami belum tahu pasti apakah helikopter tersebut jatuh karena terlilit tali layang-layang, tetapi pilotnya mengatakan bahwa ketika terbang di ketinggian 1.000 kaki, dia melihat layang-layang di atasnya," ujar Agustinus di Kantor Otoritas Bandara, Kabupaten Badung, Bali.
Dhedy menjelaskan bahwa saat menyadari keberadaan tali layang-layang tersebut, ia sudah terlambat untuk menghindar.
"Informasinya dari pilot, dia sudah terlambat untuk menghindar. Begitu terlambat, helikopter tidak bisa dikendalikan lagi dan akhirnya jatuh," lanjut Agustinus.
Keterangan dari pilot ini menjadi salah satu petunjuk dalam penyelidikan yang sedang dilakukan oleh pihak berwenang untuk menentukan penyebab pasti jatuhnya helikopter.
Kecelakaan ini terjadi di kawasan yang cukup padat dan dikenal sebagai salah satu destinasi wisata populer di Bali.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini, namun beberapa kerusakan terjadi pada properti di sekitar lokasi jatuhnya helikopter.
Kabar jatuhnya helikopter ini segera menjadi viral di media sosial, dengan banyak orang yang mengungkapkan keprihatinan dan mengajukan berbagai spekulasi tentang penyebab kecelakaan tersebut.
Sementara itu, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Kami masih dalam proses penyelidikan, jadi belum bisa memastikan bahwa tali layang-layang adalah penyebab utama kecelakaan ini," kata Agustinus.
Penyelidikan ini akan mencakup berbagai faktor, termasuk kondisi helikopter, cuaca pada saat kejadian, serta laporan dari saksi-saksi yang berada di sekitar lokasi.
Helikopter Tour PK-WSP merupakan salah satu dari beberapa helikopter yang sering digunakan untuk tujuan wisata di Bali, membawa wisatawan untuk menikmati pemandangan pulau dari udara.
Kecelakaan ini menyoroti risiko yang dihadapi oleh penerbangan helikopter di wilayah yang sering digunakan untuk aktivitas layang-layang.
Layang-layang adalah hiburan populer di Bali, terutama di daerah pantai yang luas. Namun, tali layang-layang yang panjang dan kuat dapat menjadi bahaya bagi penerbangan rendah, seperti helikopter wisata.
Agustinus juga menyampaikan bahwa pihak otoritas penerbangan akan meningkatkan upaya untuk mensosialisasikan bahaya tali layang-layang bagi penerbangan kepada masyarakat.
"Kami akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan komunitas lokal untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya layang-layang bagi penerbangan, khususnya di daerah wisata seperti Bali," jelasnya.
Masyarakat Bali dan wisatawan diharapkan untuk lebih berhati-hati dan memperhatikan keselamatan bersama, terutama ketika bermain layang-layang di dekat kawasan wisata dan jalur penerbangan.
Kejadian ini menjadi pengingat penting akan pentingnya keselamatan penerbangan dan kerjasama antara masyarakat dan otoritas penerbangan untuk mencegah kecelakaan di masa mendatang.
Masyarakat diharapkan untuk tetap tenang dan menunggu hasil resmi dari penyelidikan yang dilakukan oleh pihak berwenang. (*/Shofia)