gemasulawesi.com Berita Terkini Indonesia Hari Ini
Berita Terupdate dan Terkini Indonesia, Sulawesi Tengah, Palu, Poso, Parigi Moutong
Sastrawan Remy Sylado Tutup Usia
Berita Nasional, gemasulawesi – Sastrawan yang juga merupakan Seniman Remy Sylado tutup usia, kabar tersebut disampaikan langsung oleh mantan anggota DPR Fadli Zon.
“Selamat jalan Bang Remy Sylado. Beberapa hari yang lalu saya berbicara tentang Elvis Presley dan manajernya Kolonel Tom Parker. RIP,” tulis Fadli Zon pada Senin, 12 Desember 2022.
Mengutip dari Ensiklopedia Sastra Indonesia, nama lengkap Remy Sylado yang telah tutup usia adalah Yusbal Anak Perang Imanuel Panda Abdiel Tambayong.
Beliau lahir pada tanggal 12 Juli 1943 di Malino, Makassar, Sulawesi Selatan dari keluarga gereja Christian and Missionary Alliance.
Baca: Waspada Zodiak Gemini Miliki Watak Bermuka Dua Suka Ikut Campur, Berikut Beberapa Sifat Negatifnya
Nama ayahnya adalah Johannes Hendrik Tamajong dan ibunya adalah Juliana Caterina Panda. Nama istri Remy Silado adalah Maria Louise Tambayong.
Mereka tinggal di rumah ketiganya di Bogor dengan luas bangunan 220 meter persegi di atas tanah seluas 4.000 meter di Jalan Cikakawang, dekat kampus IPB Darmaga.
Seniman serba bisa ini memiliki profesi yang berbeda-beda: penyair, novelis, penulis cerita pendek, dramawan, kritikus sastra, musisi, penyanyi, penata rias, aktor, ilustrator, jurnalis, dan dosen.
Baca: Dinilai Mampu Kendalikan Inflasi, Gubernur Apresiasi Dinas Pangan Sulawesi Tengah
Dalam hal dunia penulisan, Remy melakukan penelitian menyeluruh. Bahkan, ia mencari bahan novelnya di perpustakaan luar negeri. Remy dikenal sebagai pelopor puisi mbeling.
Puisi mbeling merupakan bagian dari gerakan mbeling yang dirintis oleh Remy Sylado, sebuah gerakan yang bertujuan untuk mematahkan sikap rezim Orde Baru yang dianggap feodal dan munafik.
Benih gerakan ini ditaburkan oleh Remy Sylado pada tahun 1971 ketika ia mementaskan lakonnya Messiah II di Bandung, meskipun istilah furnitur belum diperkenalkan pada saat itu.
Baca: Satgas Sebut 1.016.903 Sudah Dapatkan Vaksin Covid-19 Booster Kedua
Istilah ini baru dikenal pada tahun 1972, ketika Remy mementaskan drama Genesis II di Bandung.
Dalam undangan untuk mementaskan lakon tersebut, Remy menyebut teaternya sebagai Teater Mbeling.
Yang ingin diruntuhkan oleh gerakan puisi mbeling adalah pandangan estetis bahwa bahasa puisi harus diatur dan dipilih menurut gaya yang konsisten.
Baca: Mahasiswa Stikes Nani Hasanudin Ditikam Pengelola Wisma Unhas
Pandangan ini, menurut gerakan puisi furnitur, hanya akan membuat anak muda takut untuk bebas berkreasi.
Untuk gerakan puisi mbeling, bahasa puisi bisa diambil dari ungkapan sehari-hari, bahkan yang dianggap kotor.
Remy Sylado dikenal sebagai seniman serba bisa. Dia menulis novel sampai kajian bahasa. Salah satu novelnya yang terkenal adalah Ca Bau Kan: hanya Sebuah Dosa. (*/Ikh)
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News