Memanas! Anggota DPR RI Anita Jacoba Gah Bentak Nadiem Makarim yang Usul Tambahan Anggaran, Kritik Keras Kinerja Kemendikbud di Lapangan

Momen anggota DPR RI Anita Jacoba Gah menegur Mendikbud Nadiem Makarim viral di media sosial.
Momen anggota DPR RI Anita Jacoba Gah menegur Mendikbud Nadiem Makarim viral di media sosial. Source: Foto/Dok. DPR RI

Nasional, gemasulawesi - Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah, mengkritik keras kinerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam rapat kerja yang digelar bersama Menteri Nadiem Makarim.

Pada kesempatan tersebut, Anita menyampaikan beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan anggaran dan program-program pendidikan di Indonesia.

Salah satu sorotan utama Anita adalah terkait dengan alokasi anggaran Kemendikbudristek untuk tahun 2025.

Menurutnya, alokasi anggaran tersebut mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp83.187.821.056.000, atau turun sekitar Ro15 Triliun dari Tahun 2024.

Baca Juga:
Keputusan Pengalihan Dana Muhammadiyah dari BSI Berdampak di KCP Ponorogo, Branch Manager Bongkar Sejumlah Uang yang Sudah Diambil Nasabah

Meskipun Mendikbud mengusulkan penambahan anggaran sebesar Rp25 triliun, Anita mengingatkan agar Kemendikbudristek melakukan introspeksi terlebih dahulu dalam pengelolaan anggaran.

Hal ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa dana yang telah diberikan sebelumnya telah dikelola dengan efektif dan efisien.

"Jangan sampai terperangkap dalam kesedihan akibat pengurangan anggaran ini, ya. Justru sebaliknya, kita harus bertanya apakah dana yang selama ini sudah diberikan telah dikelola dengan baik atau tidak," ucapnya.

Anita juga menyampaikan temuan-temuan masalah pendidikan yang ditemui di daerah pemilihannya, terutama di Dapil NTT II.

Baca Juga:
Setelah Bupati, Kapolres Indramayu Juga Beri Hadiah Gerobak Es Teh untuk Sopyah, Lengkap dengan Bahan Baku hingga Tempat Berjualannya

"Karena sampai hari ini, Pak Menteri, saya berulang kali mengatakan bahwa masih banyak persoalan terkait realisasi anggaran dan penyerapan APBN ke daerah,” jelasnya.

Beberapa permasalahan yang disoroti antara lain adalah guru PPPK yang belum menerima Surat Keputusan (SK), guru di Kupang yang belum menerima tunjangan, serta bangunan sekolah yang rusak dan terbengkalai meskipun anggaran telah dialokasikan sejak tahun 2021.

Hal ini menjadi bukti bahwa masih ada ketidaksempurnaan dalam pengelolaan dana dan pelaksanaan program-program pendidikan di lapangan.

Selain itu, Anita juga menyoroti pengelolaan dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang menjadi sorotan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Baca Juga:
Padam Total! Sejumlah Wilayah di Sumatera Bagian Selatan Alami Mati Lampu Serentak Sejak 2 Hari Terakhir, Begini Penjelasan Resmi PLN

Ia menyatakan bahwa masukan dari DPR seakan tidak pernah didengar, dan baru mendapat perhatian setelah adanya rekomendasi dari KPK.

Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara masukan dan rekomendasi yang diberikan oleh lembaga legislatif dengan respons dan tindak lanjut yang diberikan oleh Kemendikbudristek.

Kritik Anita juga mencakup aspek keadilan dan kesetaraan dalam pendidikan, terutama terkait dengan akses dan pemanfaatan teknologi digital.

Ia menyatakan kekecewaannya atas ketidakadilan yang masih terjadi, di mana daerah-daerah yang memiliki akses internet cenderung mendapat perhatian lebih dibandingkan dengan daerah-daerah terpencil (3T) yang masih kesulitan akses digital.

Baca Juga:
Baru Terungkap, Istri Syahrul Yasin Limpo Ternyata Juga Dapat Jatah Bulanan Hingga Rp30 Juta dari Kementan, Saksi Beberkan Bukti Ini

Anita menegaskan bahwa prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia harus dijunjung tinggi, dan hal ini juga mencakup aspek pendidikan yang merata dan inklusif.

Tak hanya itu, Anita juga mengecam peraturan yang menyebutkan bahwa rekomendasi dan temuan dari DPR akan ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan di tingkat daerah, bukan langsung oleh Kemendikbudristek.

Menurutnya, sebagai lembaga tinggi negara, usulan dari DPR seharusnya ditindaklanjuti langsung oleh kementerian terkait tanpa perlu diverifikasi oleh instansi di bawahnya.

Di akhir pernyataannya, Anita menekankan pentingnya Kemendikbudristek untuk turun langsung ke lapangan dan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat, khususnya para penerima Program Indonesia Pintar (PIP).

Baca Juga:
Fantastis! Aset Syahrul Yasin Limpo, Mantan Menteri Pertanian yang Terlibat Dalam Kasus TPPU Diduga Capai Rp60 Miliar Lebih

"Kalau Anda hanya turun di dinas, semuanya akan terlihat baik. Tapi coba turun ke rakyat, turun ke orang tua penerima PIP, kalau tidak, orang tua itu akan menangis. Omong kosong. Nama ada, SK ada, uang nol, sampai hari ini," tegasnya.

Ia mengingatkan bahwa hanya dengan melihat kondisi riil di lapangan, Kemendikbudristek dapat memahami dengan lebih baik permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran. (*/Shofia) 

...

Artikel Terkait

wave
Ingatkan Masyarakat Agar Tak Takut Uangnya Hangus, DPR RI: Tapera Bantu Masyarakat Berpenghasilan Rendah, Beda dengan BPJS Kesehatan

Anggota DPR RI Sigit Sosiantomo tegaskan tujuan Tapera adalah untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah, tak perlu takut uangnya hilan

Kini Tuai Pro dan Kontra, Ternyata Awal Mula Tapera Dibentuk Adalah Atas Usulan DPR dan Disetujui oleh Semua Fraksi

Baru diketahui, pembentukan Tapera ternyata berawal dari usulan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan dapat persetujuan dari seluruh fraksi.

Istri Anggota DPRD Kediri Kehilangan Uang Puluhan Juta di Rekening BRI Miliknya, Tuntut Ganti Rugi Tapi Tak Dikabulkan, Ini Alasannya

Kasus hilangnya uang puluhan juta di rekening BRI milik istri anggota DPRD Kediri jadi sorotan. Begini tanggapan Bank BRI dan OJK.

Viral Detik-Detik Penangkapan Caleg DPR Kabupaten Aceh Tamiang oleh Bareskrim Polri Terkait Kasus Narkoba di Sebuah Toko Pakaian

Buron sejak Maret 2024, polisi akhirnya berhasil menangkap caleg DPRK Aceh Tamiang terkait kasus narkoba dengan barang bukti 70 kg sabu.

Memanas! DPR RI Cecar Dirjen PHU Kemenag Soal Alokasi Kuota Haji, Singgung Lamanya Masa Tunggu Pendaftar yang Banyak Dikeluhkan Masyarakat

Viral video Rapat Dengar Pendapat ketika Komisi VIII DPR RI keroyok Kemenag, pertanyakan soal kebijakan alokasi kuota haji 2024.

Berita Terkini

wave

Emas Berdarah Parigi Moutong di Balik Bayang-Bayang Hukum

Aktifitas tambang ilegal di Desa Buranga dan Tombi, hanya berjarak kurang lebih 40 kilometer dari Polres Parigi moutong.

Hanya Sehari Pasca-Penertiban Polda Sulteng, Kades Karya Mandiri Diduga Ijinkan Tambang Ilegal Kembali Beroperasi

Kepala Desa Karya Mandiri di Kecamatan Ongka malino Parigi Moutong diduga terlibat dalam aktivitas tambang ilegal.

Sayutin Budianto Instruksikan Kader NasDem Parigi Moutong Tegak Lurus demi Restorasi 2029

Dalam arahannya, Sayutin menekankan pentingnya loyalitas tunggal seluruh kader dan legislator untuk tegak lurus mengikuti komando Ketua DPW.

Menatap Pemilu 2029: Nilam Sari Lawira Targetkan NasDem Pimpin DPRD Sulteng dan Parigi Moutong

Di bawah kepemimpinannya Nilam Sari Lawira yakin Nasdem akan menangkan perebutan dominasi suara di Wilayah Sulawesi tengah.

Kabut di Tambang Parigi Moutong: "Gertak Sambal" Polda Sulawesi Tengah Dalam Penertiban PETI

Operasi penyisiran Disinyalir tanpa hasil dari Polda Sulawesi tengah saat ini, akibat operasi itu dinilai hanya aksi seremonial.


See All
; ;