Internasional, gemasulawesi – Wakil Menteri Tenaga Kerja Palestina, Ihab al-Ghussein, dikabarkan meninggal dalam serangan udara yang dilakukan penjajah Israel di Kota Gaza.
Diketahui jika serangan udara yang terjadi di Kota Gaza tersebut terjadi pada hari Minggu, tanggal 7 Juli 2024, waktu Palestina.
Kantor Media pemerintah Gaza menyampaikan Ihab al-Ghussein tewas bersama sekelompok warga Palestina, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
‘”Istri dan putri al-Ghussein sebelumnya meninggal dalam serangan udara di sebuah rumah tempat mereka berlindung,” kata mereka.
Hingga berita ini diturunkan belum ada komentar langsung dari tentara penjajah Israel mengenai laporan tersebut.
Diketahui jika Ihab al-Ghussein sebelumnya menjabat sebagai juru bicara Kementerian Dalam Negeri yang dikelola oleh Hamas di Jalur Gaza.
Di sisi lain, dikabarkan tentara penjajah Israel memerintahkan ‘Arahan Hannibal’, yang merupakan kebijakan militer yang kontroversial yang bertujuan untuk mencegah penangkapan tentara penjajah Israel oleh pasukan musuh dengan cara apapun, pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu.
Dalam laporan yang dikeluarkan pada hari Minggu, tanggal 7 Juli 2024, disebutkan berdasarkan kesaksian dari tentara penjajah Israel dan perwira tinggi militer, selama Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilakukan Hamas pada bulan Oktober lalu, tentara penjajah Israel mulai membuat keputusan dengan informasi yang terbatas.
Dilaporkan juga jika informasi itu tidak terverifikasi dan tentara penjajah Israel mengeluarkan perintah bahwa tidak ada satupun kendaraan yang dapat kembali ke Jalur Gaza.
“Pada titik ini, tentara penjajah Israel tidak menyadari sejauh mana penculikan di sepanjang perbatasan Jalur Gaza, namun, mereka tahu bahwa banyak orang yang terlibat,” bunyi laporan tersebut.
Ditambahkan jika sangat jelas apa maksud dari pesan tersebut dan bagaimana nasib beberapa orang yang diculik.
Sementara laporan itu menyampaikan tidak mengetahui seberapa banyak tentara dan warga sipil yang menjadi sasaran karena prosedur militer Hannibal.
“Data kumulatif menunjukkan bahwa banyak orang yang diculik berada dalam risiko, terkena tembakan penjajah Israel, bahkan meskipun mereka berada bukan sasarannya,” ucap laporan itu.
Laporan itu menyatakan protokol Hannibal diterapkan di 3 fasilitas militer yang disusupi Hamas dan ini tidak mencegah penculikan 7 dari tentara atau pembunuhan 15 pengintai lainnya, serta 38 tentara lainnya. (*/Mey)