Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, sebuah sekolah untuk anak-anak Palestina dihancurkan oleh otoritas penjajah Israel yang terletak di Perbukitan Hebron selatan, Tepi Barat.
Diketahui jika sekolah tersebut didanai oleh konsorsium pemerintah donor dari Eropa, Inggris dan Kanada.
Martin Konecny, yang merupakan direktur kelompok advomasi EuMEP atau European Middle East Project yang berpusat di Brussels, Belgia, mengatakan bahwa keengganan pemerintah untuk meminta pertanggungjawaban penjajah Israel justru membuat penjajah Israel semakin berani melanjutkan.
Dan juga mempercepat kejahatan ini.
“Bantuan internasional tidak cukup untuk menghentikan otoritas penjajah Israel dari menghancurkan sekolah yang telah mendidik 60 anak dari taman kanak-kanak hingga kelas 4,” kata Yehuda Shaul, yang merupakan salah satu direktur Ofek atau Pusat Urusan Publik penjajah Israel.
Di sisi lain, kelompok veteran militer penjajah Israel, Breaking the Silence, telah membagikan klip video seorang pemukim penjajah Israel yang menyerang seorang aktivis penjajah Israel di lokasi agresi pemukim terhadap penduduk Palestina setempat.
Dalam video tersebut, pemukim laki-laki itu dengan kasar menyikut bagian belakang kepala aktivis tersebut dan menjatuhkannya ke tanah, kemudian dengan tenang berjalan pergi sementara tentara penjajah Israel melihat dan juga tidak melakukan apapun.
Breaking the Silence mengatakan serangan itu terjadi di tanah pribadi Palestina di dekat Desa al-Tawani di daerah Masafer Yatta yang berada di Tepi Barat bafian selatan.
Sementara itu, tentara penjajah Isarel dikabarkan telah menangkap sedikitnya 16 orang di seluruh Tepi Barat pada tanggal 8 Juli 2024.
Baca Juga:
Setelah Adanya Perintah Penjajah Israel, Evakuasi Mendesak Dilakukan Warga Palestina di Kota Gaza
Hal tersebut disampaikan oleh Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan dan Masyarakat Tahanan Palestina, yang dikutip oleh kantor berita Wafa.
Laporan itu menyampaikan serangan itu terjadi di Ramallah, Qalqilya, Hebron, Nablus, Bethlehem dan Jericho.
Tentara penjajah Israel juga merusak beberapa rumah.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdel Aty, mengungkapkan jika negaranya tidak akan mengizinkan atau menerima pembentukan badan alternatif apapun untuk UNRWA. (*/Mey)