Nasional, gemasulawesi - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus memperluas penyidikan terkait kasus dugaan korupsi dalam proyek Bandung Smart City.
Kasus ini telah menarik perhatian publik karena melibatkan pejabat-pejabat penting di Kota Bandung.
Sejumlah tersangka yang sebelumnya sudah ditahan, kini bertambah dengan penahanan baru dari kalangan legislatif.
Penahanan ini semakin menguatkan bahwa skema suap ini lebih dalam dari yang diperkirakan.
KPK secara resmi menahan anggota DPRD Kota Bandung, Yudi Cahyadi (YC), terkait perannya dalam proyek Bandung Smart City.
Penahanan ini dilakukan setelah ditemukan bukti kuat atas keterlibatannya.
Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika, menyatakan bahwa Yudi berperan aktif dalam pengambilan keputusan terkait proyek tersebut, yang memungkinkan terjadinya praktik suap.
Tessa menjelaskan bahwa penahanan Yudi adalah bagian dari pengembangan penyidikan yang terus berjalan.
"Yudi Cahyadi telah kami tahan karena keterlibatannya terbukti dari fakta-fakta baru yang muncul dalam penyidikan," ungkap Tessa, dikutip pada Sabtu, 28 September 2024.
Dia menambahkan bahwa Yudi akan ditahan selama 20 hari pertama di rumah tahanan KPK, mulai dari 27 September hingga 16 Oktober 2024, untuk kebutuhan penyidikan lebih lanjut.
Sebelumnya, KPK telah menahan beberapa pejabat lain yang juga terlibat dalam skandal ini. Di antaranya adalah Riantono (RI), Achmad Nugraha (AH), Ferry Cahyadi (FCR), dan mantan Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna (ES).
Mereka semua terjerat dalam kasus suap pengadaan CCTV untuk Bandung Smart City dan diperkirakan menerima suap minimal Rp 1 miliar per orang.
KPK pertama kali membuka kasus ini saat mantan Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, terlibat dalam proyek yang sama.
Yana telah dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin.
Kasus yang awalnya hanya melibatkan Yana, kini berkembang dengan melibatkan sejumlah anggota DPRD yang diketahui turut berperan dalam proyek ini.
Dalam rilisnya, Tessa juga menyebutkan bahwa penahanan Yudi Cahyadi merupakan kelanjutan dari fakta-fakta yang terungkap selama persidangan Yana Mulyana dan pengembangan penyidikan.
“Kami terus menggali bukti-bukti baru, dan tak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain yang terlibat,” kata Tessa.
Menurutnya, proyek Bandung Smart City yang seharusnya menjadi proyek unggulan malah dimanfaatkan oleh oknum pejabat untuk keuntungan pribadi.
Selain Yudi, KPK juga mengungkapkan bahwa para pejabat yang sebelumnya ditahan, seperti Wakil Ketua DPRD Bandung, Achmad Nugraha, dan beberapa anggota legislatif lainnya, berperan dalam memuluskan proyek ini demi keuntungan mereka sendiri.
Mereka dituduh menerima suap dalam jumlah besar, yang semuanya terkait dengan pengadaan fasilitas teknologi di kota tersebut.
Baca Juga:
Berbicara di PBB, Netanyahu Sebut Penjajah Israel Akan Terus Menyerang Jalur Gaza dan Lebanon
Publik kini menanti hasil akhir dari penyidikan KPK, dengan harapan kasus ini bisa menjadi pelajaran penting bagi pejabat publik lainnya.
Proyek Bandung Smart City, yang seharusnya meningkatkan layanan publik melalui teknologi, justru tercoreng oleh tindakan korupsi yang merugikan negara dan masyarakat.
KPK berjanji untuk terus bekerja keras dalam mengungkap semua pelaku yang terlibat, dan berharap penegakan hukum ini bisa memberikan efek jera bagi pelaku korupsi di masa depan.
Kasus ini menjadi sorotan karena melibatkan para pejabat tinggi yang semestinya mengawasi proyek-proyek publik.
Dengan penahanan terbaru ini, masyarakat berharap agar kasus ini bisa segera diselesaikan, dan proyek Bandung Smart City dapat berjalan sesuai tujuannya tanpa adanya campur tangan korupsi. (*/Shofia)