Polemik Impor Daging dari India! DPR Kritik Kebijakan Pemerintah yang Dinilai Bisa Perburuk Wabah PMK di Indonesia

Ilustrasi. DPR desak pemerintah tinjau ulang impor daging dari India karena risiko Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Ilustrasi. DPR desak pemerintah tinjau ulang impor daging dari India karena risiko Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Source: Foto/Freepik

Nasional, gemasulawesi - Kebijakan impor daging dari India kembali menjadi perbincangan hangat di tengah merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di berbagai daerah. 

India sendiri merupakan salah satu negara yang belum terbebas dari penyakit tersebut, sehingga keputusan ini memicu kekhawatiran dari berbagai pihak.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), I Gusti Ketut Astawa, menjelaskan bahwa pemerintah akan menugaskan BUMN Pangan untuk melakukan impor daging kerbau setelah ada keputusan resmi. 

Langkah ini bertujuan untuk menjaga ketersediaan daging di dalam negeri.

Baca Juga:
Laboratorium Narkoba Terselubung di Sentul Terungkap, Polisi Sita 1 Ton Tembakau Sintetis, Begini Kata Kapolres Bogor AKBP

Namun, keputusan tersebut menimbulkan pro dan kontra. Banyak pihak menilai bahwa impor daging dari negara yang belum bebas PMK bisa menjadi ancaman bagi industri peternakan lokal dan kesehatan masyarakat. 

Selain itu, muncul kekhawatiran mengenai standar keamanan daging yang masuk ke Indonesia.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Ahmad Yohan, menyoroti keputusan pemerintah yang tetap membuka impor daging dari India meskipun negara tersebut belum terbebas dari PMK. 

Ia menegaskan bahwa kebijakan ini harus dikaji ulang karena berpotensi membahayakan industri peternakan lokal serta kesehatan masyarakat.

Baca Juga:
Kelangkaan LPG 3 Kg di Berbagai Daerah Kian Meresahkan, Dirtipideksus dan Kasatgas Pangan Polri Bongkar Penyebabnya

"Seharusnya tidak boleh impor daging dari negara yang belum bebas PMK," ujar Ahmad Yohan, dikutip pada Rabu, 5 Februari 2025.

Politisi Fraksi PAN ini menilai bahwa pemerintah seharusnya memperketat regulasi impor hewan dan produk daging agar tidak membawa penyakit berbahaya ke dalam negeri. 

Ia mempertanyakan mengapa pemerintah tetap memilih India sebagai negara asal impor, padahal risiko penyebaran PMK masih tinggi.

"Masa rakyat kita mau dikasih makan barang-barang penyakit?" tegasnya.

Baca Juga:
Pengalihan Lahan di Batam Tuai Kontroversi! Belasan Investor Lokal Kehilangan Hak Kelola Secara Tiba-tiba, DPR Turun Tangan

Ahmad Yohan juga mengingatkan bahwa pemerintah tidak seharusnya menggunakan wabah PMK sebagai alasan untuk memperbesar kuota impor daging. 

Menurutnya, langkah yang lebih efektif adalah dengan memperketat pengawasan di pasar hewan dan memastikan vaksinasi bagi hewan ternak dalam negeri berjalan optimal.

"Daripada menambah impor, lebih baik pemerintah fokus memastikan ketersediaan vaksin PMK yang cukup di dalam negeri," katanya.

Polemik ini mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas mengenai keberpihakan pemerintah terhadap peternak lokal. 

Baca Juga:
Kecelakaan Maut di Gerbang Tol Ciawi! 2 Mobil Terbakar dan 8 Orang Tewas, Begini Kronologi dan Daftar 11 Korban Luka-luka

Jika kebijakan impor terus dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek keamanan dan kesehatan, industri peternakan Indonesia bisa semakin terancam.

Kekhawatiran terkait impor daging dari India bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga dampak ekonomi bagi peternak lokal. 

Jika pasar dalam negeri dipenuhi oleh daging impor, harga daging lokal bisa jatuh dan menyebabkan kerugian besar bagi peternak.

Peternak sapi dan kerbau di berbagai daerah sebelumnya telah menyampaikan keluhan mengenai dampak impor terhadap pendapatan mereka. 

Baca Juga:
Jangan Lewatkan Video Game Ini: Tujuh Judul Menarik yang Harus Anda Beli di Bulan Februari 2025

Apalagi, dengan wabah PMK yang masih menjadi ancaman, banyak peternak harus menghadapi tantangan besar dalam menjaga kelangsungan usaha mereka.

Oleh karena itu, DPR mendesak pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan impor daging ini agar tidak merugikan peternak lokal serta memastikan bahwa setiap keputusan diambil dengan mempertimbangkan aspek kesehatan dan ekonomi secara menyeluruh. (*/Shofia)

...

Artikel Terkait

wave

Kelangkaan LPG 3 Kg di Berbagai Daerah Kian Meresahkan, Dirtipideksus dan Kasatgas Pangan Polri Bongkar Penyebabnya

Kelangkaan LPG 3 kg disebabkan penurunan pasokan dan kebijakan baru. Polisi bongkar penyebab utama dan dampaknya.

Kemenlu Benarkan Ada Lagi WNI yang Meninggal Akibat Penembakan Aparat Malaysia, Tidak Tertolong Meski Sempat Operasi

Kementerian Luar Negeri RI mengabarkan bahwa ada lagi WNI yang meninggal dunia karena insiden penembakan yang dilakukan aparat Malaysia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya, Sebut Sedikit Orang Kampus yang Bersikap Kritis dan Politisi Tidak Tegas

Mantan Menko Polhukam RI, Mahfud MD baru-baru ini menyampaikan kecemasannya mengenai kondisi Indonesia baru-baru ini

Larangan Pengecer Jual LPG 3 Kg Bukan dari Prabowo, Pengamat Nilai Menteri Terima Perintah dari Orang Selain Presiden

Pengamat politik menyoroti kabar yang menyebut bahwa aturan yang melarang pengecer jual LPG 3 Kg bukan dari kebijakan Presiden Prabowo

Dampak dari Efisiensi Anggaran Belanja Kementerian, Kemenkeu RI Batalkan Penawaran Beasiswa Tahun 2025

Kementerian Keuangan RI secara resmi membatalkan beasiswa Kemenkeu tahun 2025 imbas dari kebijakan efisiensi anggaran belanja Kementerian

Berita Terkini

wave

Pemulangan Jenazah Staf KBRI Lima Zetro Leonardo Purba dan Peninjauan Perlindungan Diplomat RI

Jenazah Zetro Leonardo Purba akan dipulangkan ke Indonesia, sementara Kemlu evaluasi perlindungan diplomat di luar negeri.

Perum Bulog Percepat Penyaluran Beras SPHP untuk Stabilkan Harga dan Ketersediaan Pangan

Bulog menyalurkan beras SPHP secara masif, menjaga harga tetap stabil, dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.

Pemkab Bantul Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Setelah Temuan Ulat dan Jangkrik

Pemkab Bantul melakukan evaluasi dan koordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan MBG bagi siswa.

Lapas Kediri Cabut Hak Narapidana Pelaku Asusila, Korban Dipaksa Telan Benda Asing

Lapas Kediri menindak tegas napi pelaku asusila dengan mencabut haknya, korban dipaksa menelan benda asing, kasus dilaporkan.

Kopdeskel Merah Putih Jadi Kompensasi Pemotongan TKD, Pemerintah Siapkan Skema Rp16 Triliun

Pemerintah luncurkan Kopdeskel Merah Putih sebagai kompensasi pemotongan TKD, didukung dana SAL Rp16 triliun melalui bank Himbara.


See All
; ;