Nasional, gemasulawesi - Menteri Luar Negeri Sugiono menjelaskan bahwa wacana kerja sama pengelolaan wilayah perbatasan Ambalat antara Indonesia dan Malaysia masih dalam tahap penjajakan oleh kedua negara.
Oleh karena itu, topik tersebut belum menjadi bahasan utama dalam Konsultasi Tahunan Ke-13 Indonesia-Malaysia yang digelar di Jakarta.
Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, di Istana Merdeka, Jakarta, pada hari Selasa dalam rangka konsultasi tahunan kedua negara.
Pertemuan ini menjadi yang pertama setelah terakhir kali digelar di Kuching, Serawak, Malaysia, pada tahun 2017.
Baca Juga:
IHSG Menguat Tipis, Pasar Menanti Keputusan The Fed dan Perkembangan Perundingan Dagang AS-China
“Kami masih berada pada tahap pembicaraan awal untuk menjajaki kemungkinan kerja sama ini. Mekanisme dan teknis pelaksanaannya juga belum ditentukan, masih banyak hal yang harus dibahas,” ujar Menlu Sugiono.
Sugiono menjelaskan bahwa secara prinsip, baik Indonesia maupun Malaysia menyadari besarnya potensi yang dimiliki kawasan perbatasan di Ambalat.
Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama untuk mengelola dan memaksimalkan potensi tersebut, terutama dalam sektor kelautan dan perikanan.
Ia menambahkan bahwa kedua negara masih terus berdialog mengenai rencana tersebut.
Baca Juga:
Kejagung Usut Dugaan Korupsi dalam Penyaluran Subsidi Beras, Libatkan Sejumlah Perusahaan Besar
Jika kesepakatan tercapai, maka pembahasan teknis akan dilanjutkan oleh kementerian terkait di masing-masing negara.
Meski begitu, Sugiono mengaku belum bisa mengungkapkan rincian lebih lanjut, lantaran pembicaraan masih berada di tahap awal.
“Kami belum mengetahui bentuk kerja samanya. Saat ini masih dalam tahap pembahasan yang sangat awal,” ujar Sugiono.
Pada hari Selasa, Istana Merdeka di Jakarta menjadi lokasi berlangsungnya Konsultasi Tahunan Ke-13 antara Indonesia dan Malaysia.
Baca Juga:
Bersiaplah untuk GPT-5: Model Kecerdasan Buatan Baru OpenAI Berikutnya Siap Dirilis Agustus Ini
Pertemuan ini diawali dengan sesi tertutup, di mana Presiden Prabowo Subianto melakukan pembicaraan empat mata dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, di ruang kerja Presiden.
Usai pertemuan pribadi tersebut, acara dilanjutkan dengan pertemuan bilateral yang melibatkan delegasi resmi dari kedua negara.
Diskusi antara delegasi Indonesia dan Malaysia itu dikemas dalam suasana santai, yakni melalui jamuan makan siang bersama atau yang dikenal dengan istilah working luncheon.
Dalam forum Konsultasi Tahunan tersebut, Presiden Prabowo dan Perdana Menteri Anwar mendiskusikan sejumlah isu penting yang menyangkut hubungan kedua negara.
Di antara yang dibahas adalah perkembangan positif dalam negosiasi batas wilayah, penurunan jumlah kasus penangkapan nelayan yang melewati perairan negara tetangga, serta inisiatif pendirian pusat pendidikan komunitas di Sabah dan Sarawak agar anak-anak para pekerja migran Indonesia bisa mendapatkan akses sekolah di wilayah tersebut.
Dalam sesi pertemuan bilateral di Istana Merdeka hari itu, Presiden Prabowo turut didampingi oleh jajaran menteri Kabinet Merah Putih, antara lain Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Mendagri Tito Karnavian, Menlu Sugiono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Kepala Badan Intelijen Negara M. Herindra turut hadir dalam pertemuan tersebut mendampingi Presiden.
Sementara dari pihak Malaysia, PM Anwar hadir bersama sejumlah pejabat tinggi, seperti Menteri Luar Negeri Mohamad Hasan, Menteri Dalam Negeri Saifuddin Nasution, Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Tengku Zafrul Aziz, serta Menteri Pendidikan Fadhlina Sidek. Turut serta pula tokoh penting dari negara bagian Sarawak, Abang Johari Openg, dan dari Sabah, Hajiji Noor. (*/Zahra)