Nasional, gemasulawesi - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil ditutup menguat pada perdagangan Selasa sore.
Kenaikan ini terjadi di tengah sikap hati-hati para pelaku pasar yang masih menunggu kepastian arah kebijakan suku bunga acuan dari The Federal Reserve.
HSG mengakhiri perdagangan dengan kenaikan sebesar 3,14 poin atau setara 0,04 persen, sehingga berada di level 7.617,91.
Di sisi lain, indeks LQ45 yang mencakup 45 saham unggulan turut naik 1,84 poin atau sekitar 0,23 persen ke angka 805,06.
Baca Juga:
DPR Dorong Penegakan UU TPKS dalam Kasus Kekerasan Seksual di Unsoed
“Investor saat ini fokus menunggu perkembangan negosiasi dagang antara AS dan China, sambil bersiap menyambut hasil keputusan kebijakan The Fed,” ujar Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia.
Dari kancah internasional, perwakilan Amerika Serikat dan China telah menyelesaikan hari pertama dari agenda perundingan dua hari di Stockholm, Swedia.
Pembicaraan tersebut bertujuan untuk memperpanjang masa gencatan tarif menjelang batas waktu yang ditetapkan pada 12 Agustus 2025.
Selain itu, kedua negara juga membahas langkah-langkah untuk menjaga hubungan perdagangan tetap stabil tanpa mengabaikan aspek keamanan ekonomi global.
Baca Juga:
TNGR Perbaiki Jalur Rinjani Demi Keselamatan Pendaki, Usai Insiden Kecelakaan
Pertemuan ini menandai kali ketiga dalam beberapa bulan terakhir, setelah sebelumnya dialog serupa digelar di Jenewa, Swiss, serta di London, Inggris.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyampaikan rencana pemberlakuan tarif global secara menyeluruh dalam waktu dekat.
Menurutnya, besaran tarif tersebut diperkirakan berada di kisaran 15 hingga 20 persen.
Kebijakan ini akan berdampak pada barang impor dari negara-negara yang belum menjalin kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat.
Baca Juga:
Putusan Banding Kasus Narkoba Eks Anggota Satresnarkoba Barelang Ditunda, Sidang Lanjut Akhir Juli
Trump sebelumnya menyatakan bahwa tarif dasar yang dikenakan hanya akan berada di angka 10 persen.
Namun, ia juga berencana mempercepat tenggat waktu bagi Rusia, dari yang semula 50 hari menjadi hanya sekitar 10 hingga 12 hari.
Tujuannya adalah untuk mendorong tercapainya kesepakatan damai atas perang di Ukraina jika tidak, Rusia akan menghadapi sanksi ekonomi dari komunitas global.
Sementara itu, perjanjian dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa sempat memicu optimisme bahwa gencatan tarif antara AS dan China juga bisa diperpanjang.
Baca Juga:
Gempa Poso Rusak 106 Rumah, 2.011 Warga Mengungsi, BPBD Bangun Posko dan Imbau Warga Tetap Tenang
Dari sisi pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun naik sebanyak 3 basis poin menjadi 4,42 persen, mencerminkan pergerakan investor terhadap ekspektasi kebijakan moneter dan kondisi ekonomi global.
Di saat yang sama, para pelaku pasar juga menunggu data inflasi Amerika Serikat, yaitu indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang dinilai dapat memberikan gambaran mengenai sejauh mana dampak tarif terhadap perekonomian.
Pada awal perdagangan, IHSG sempat dibuka melemah. Namun, indeks berhasil berbalik arah ke zona hijau hingga penutupan sesi pertama.
Tren positif ini berlanjut hingga sesi kedua dan bertahan sampai akhir perdagangan hari itu.
Baca Juga:
Prabowo Targetkan 20 Juta Penerima Makan Bergizi Gratis Jelang HUT ke-80 RI
Berdasarkan data dari Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor tercatat mengalami kenaikan.
Kenaikan tertinggi terjadi pada sektor keuangan yang tumbuh 1,70 persen, disusul sektor infrastruktur sebesar 1,49 persen dan sektor barang baku sebesar 0,88 persen.
Sebaliknya, dua sektor mengalami penurunan, yaitu sektor transportasi dan logistik yang turun 0,47 persen, serta sektor properti yang melemah tipis sebesar 0,13 persen.
Beberapa saham yang mencatatkan kenaikan signifikan di antaranya adalah SWID, PTPS, RUIS, PGLI, dan JARR.
Baca Juga:
KPK Tahan 4 Tersangka Baru Kasus Dugaan Pemerasan RPTKA di Kemenaker
Sementara itu, saham-saham seperti IFII, SOLA, MGLV, OASA, dan BESS tercatat sebagai yang paling melemah.
Sepanjang hari, tercatat sebanyak 1.739.500 kali transaksi dengan volume perdagangan mencapai 26,89 miliar lembar saham, dan nilai transaksi menyentuh Rp14,10 triliun.
Sebanyak 289 saham mengalami kenaikan, 305 saham turun, dan 208 lainnya stagnan.
Untuk pasar saham regional di kawasan Asia pada sore hari ini, Indeks Nikkei melemah 317,27 poin atau 0,77 persen ke level 40.681,00.
Baca Juga:
Hasto Kristiyanto Divonis 3,5 Tahun Penjara dalam Kasus Suap Terkait Harun Masiku
Indeks Shanghai menguat 11,77 poin atau 0,33 persen ke posisi 3.609,71.
Indeks Hang Seng mengalami penurunan 37,68 poin atau 0,15 persen ke angka 25.524,45, sementara Indeks Straits Times turun 21,33 poin atau 0,49 persen menjadi 4.221,20. (*/Zahra)