Olahraga, Gemasulawesi – Untuk pertama kalinya, Federation Internationale de Football Association, FIFA, mendaftarkan tiga wasit perempuan di antara 36 wasit yang memimpin Piala Dunia putra salah satunya Salima Mukansanga.
Salima Mukansanga dari Rwanda telah membuat sejarah lagi dengan menjadi wasit Perempuan Afrika pertama di piala dunia pria. Dua lainnya adalah Yamashita Yoshimi dari Jepang dan Stephanie Frappart dari Perancis.
Mukansanga telah membuka jalan baru sebelumnya sebagai wasit perempuan. Dia adalah wasit perempuan pertama di Pertandingan Piala Dunia Wanita 2019, dan awal tahun ini, dia menjadi wasit perempuan pertama yang memimpin Piala Afrika sebagai wasit tengah.
Baca: Richarlison Menang Lawan Serbia Di Laga Pembuka Piala Dunia 2022
Dalam pernyataan pers saat pembukaan wasit perempuan, kepala wasit FIFA, Pierluigi Collina, membenarkan keputusan FIFA untuk memasukkan perempuan, “Mereka(para wasit perempuan ini) ada di sini bukan karena mereka perempuan tetapi karena mereka adalah wasit pertandingan pilihan FIFA.” Terang
Namun, bagi Mukansanga, menjadi wasit Piala Dunia putra “sangat mengasyikkan, dan merupakan hak istimewa bagi saya. Saya tidak pernah bermimpi pergi ke Piala Dunia Pria, ”katanya
Berprofesi sebagai perawat, Mukusanga telah menjadi wasit FIFA sejak 2012, dan juga pernah pernah memimpin turnamen internasional, termasuk Olimpiade 2021 di Tokyo.
Lahir di Distrik Rusizi di Provinsi Barat Rwanda, Mukansanga yang berusia 34 tahun itu memang memiliki jalan terjal untuk menjadi wasit.
Baca: Penggemar Jepang Secara Sukarela Membersihkan Stadion di Piala Dunia FIFA 2022
Mukansanga sendiri menjelaskan bagaimana saat dia berlatih menjadi wasit pada tahun 2007 bersama empat perempuan lainnya di sebuah kamp dengan lebih dari 40 pria, yang baginya merupakan salah satu fase tersulit karena “Tidak ada perempuan lain yang melanjutkan. Ttu hal yang sulit karena ada kalanya saya merasa kecil hati,” jelasnya.
Aturan berpakaian untuk wasit perempuan juga menjadi tantangan yang dialami Mukansanga, terutama di awal karirnya, dengan beberapa peraturan agama yang melarang wasit wanita mengenakan seragam standar.
Terlepas dari semua rintangan itu, dia berhasil melewatinya dan disertifikasi oleh FIFA pada tahun 2012 sebelum dia mengambil peran sebagai wasit pertandingan internasional pada tahun 2014 selama pertandingan kualifikasi Afcon antara Zambia dan Tanzania.
Pada tahun berikutnya dia malah lebih banyak mendapatkan tugas menjadi wasit di Pertandingan Piala Afrika yang diadakan di Brazzaville dan Womens CECAFA diadakan di Jinja, di mana dia menjadi wasit utama.
Baca: Alasan Son Heung Min Kenakan Topeng Saat Korea Selatan Melawan Uruguay di Piala Dunia 2022
Namun, dia menjadi terkenal pada tahun 2016 selama Piala Dunia U-17 di Uruguay pada tahun 2018, di mana dia memimpin beberapa pertandingan, termasuk Jerman versus Kanada.
Wanita Rwanda berharap bisa menjadi inspirasi bagi anak perempuan di seluruh dunia, terutama di Afrika: “Saya ingin gadis-gadis muda melihat saya dan mengikuti saya karena saya juga di sini sekarang karena saya menerima nasihat dari orang-orang,” katanya (*/GLR)
Editor: Gracesilia Shea Arsiane
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News