Internasional, gemasulawesi – Brigade Al Qassam, yang merupakan sayap bersenjata Hamas, menyampaikan para pejuangnya berhasil meledakkan 2 alat peledak rakitan dan menimbulkan korban di pihak tentara penjajah Israel di Jalur Gaza bagian selatan.
Brigade Al Qassam mengatakan sebuah bom barel dan alat peledak kejut diledakkan ‘ketika pasukan musuh turun dari kendaraan’ di dekat daerah al-Hawouz di sebelah barat wilayah Hamad City yang terkepung di utara Khan Younis.
Brigade Al Qassam juga merilis video penyergapan tersebut kemarin, tanggal 18 Agustus 2024.
Dilaporkan juga jika pejuang Palestina menargetkan sekelompok 10 tentara penjajah Israel dengan peluru anti personel di sekitar gedung universitas di lingkungan Tal al-Hawa di selatan Kota Gaza di bagian utara Jalur Gaza.
Di sisi lain, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina atau PRCS menyampaikan pihaknya mungkin harus menghentikan layannya di wilayah Kota Gaza dan Jalur Gaza utara sebab kekurangan bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan ambulans.
PRCS menambahkan situasi ini sangat menghambat kemampuan tim untuk menyediakan layanan dan memperburuk krisis kesehatan di provinsi-provinsi ini.
“Penipisan bahan bakar juga akan mengakibatkan generator listrik di klinik dan juga pusat medis, total 9 di kedua provinsi, mati,” ujarnya.
PRCS melanjutkan hal ini akan mengakibatkan kerusakan obat, penghentian peralatan laboratorium dan penghentian total layanan di klinik yang melayani ribuan warga.
Di sisi lain, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, pada hari Minggu, tanggal 18 Agustus 2024, sekali lagi menolak seruan pihak oposisi untuk melarang warga Palestina yang melarikan diri dari Gaza dengan mengatakan hal tersebut bertujuan untuk ‘menimbulkan ketakutan’.
Peter Dutton, yang merupakan pemimpin oposisi, menyerukan penghentian migrasi dari daerah kantong pantai Palestina yang terkepung, dengan menyatakan kedatangan orang-orang dari zona perang ke Australia ‘membahayakan keamanan nasional’. (*/Mey)