Nasional, gemasulawesi - Sebuah helikopter dengan nomor registrasi PK-WSP jatuh di tebing Pantai Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
Insiden ini memicu spekulasi bahwa helikopter tersebut adalah milik presenter terkenal Raffi Ahmad, yang sebelumnya terlihat mempromosikan helikopter serupa dalam video.
Spekulasi ini diperkuat oleh konten promosi yang dibuat Raffi Ahmad saat menunjukkan helikopter tersebut bersama rekan-rekan influencernya.
Dalam video yang diunggah di kanal Youtube RANS Entertainment sekitar satu tahun yang lalu, Raffi Ahmad menyatakan, "Kita lihat ini helikopter Raffi Ahmad, keren ga nih gue ada helikopter loh."
Video ini menyebabkan dugaan bahwa Raffi Ahmad adalah pemilik helikopter tersebut.
Terlebih setelah fotonya di depan helikopter tersebut juga tampak di laman website resmi balihelitour.id di bagian about us.
Namun, klarifikasi terbaru dari pihak berwenang mengungkapkan bahwa Raffi Ahmad tidak memiliki helikopter tersebut.
Kombes Jansen Avitus Panjaitan, Kepala Bidang Humas Polda Bali, menegaskan bahwa helikopter PK-WSP tipe Bell 505 adalah milik PT Indo Aviasi Perkasa.
Ia juga menegaskan jika tak ada nama Raffi Ahmad yang tercantum berdasarkan data yang ada.
"Berdasarkan data yang ada, tidak terdapat nama Raffi Ahmad. Itu tercantum PT apa, tidak ada kan. Jadi mengenai kelanjutannya itu kita tidak bisa mengatakan itu punya Raffi Ahmad. Yang jelas data yang tercantum di surat seperti itu," ujar Kombes Jansen.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Raffi Ahmad hanya mempromosikan helikopter milik PT Indo Aviasi Perkasa tersebut, bukan sebagai pemiliknya.
Diberitakan sebelumnya, Helikopter PK-WSP lepas landas dari helipad Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Badung pada 19 Juli 2024 pukul 14.33 WITA, dipiloti oleh Dedi Kurnia, dan mengangkut satu kru serta tiga wisatawan.
Kombes Jansen juga menyebutkan bahwa tali layang-layang yang terlilit di baling-baling helikopter akan diselidiki lebih lanjut untuk menentukan siapa pemiliknya.
Di lokasi kejadian, hanya ditemukan tali layangan, tanpa adanya layangan itu sendiri.
Kementerian Perhubungan dan PT Whitesky Aviation juga mengonfirmasi bahwa helikopter yang jatuh adalah milik PT Indo Aviasi Perkasa, dengan PT Whitesky Aviation sebagai pengelola.
VP GRC PT Whitesky Aviation, I Gede Bambang Narayana, menjelaskan bahwa kecelakaan disebabkan oleh helikopter yang terlilit tali layangan dari nilon.
"Berdasarkan data dan sistem flight following yang ada pada kami, telah terjadi upaya pendaratan darurat yang disebabkan akibat terlilit tali (nylon) layangan," kata I Gede Bambang Narayana.
Beruntung dalam insiden ini semua penumpang helikopter selamat dan hanya mengalami luka ringan hingga sedang.
Kejadian ini menggarisbawahi pentingnya keselamatan penerbangan dan perlunya pengawasan ketat terhadap aktivitas yang bisa mengganggu operasional penerbangan, seperti layang-layang.
Investigasi lebih lanjut oleh KNKT diharapkan dapat memberikan penjelasan yang lebih mendalam mengenai penyebab kecelakaan dan langkah-langkah pencegahan di masa depan.
Dengan klarifikasi dari pihak berwenang dan PT Whitesky Aviation, diharapkan masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan tidak terpengaruh oleh spekulasi yang tidak berdasar. (*/Shofia)