Nasional, gemasulawesi - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menekankan bahwa Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) bukan sekadar kumpulan angka, melainkan dasar penting untuk mewujudkan keadilan dan menjaga martabat rakyat.
Menurutnya, data ini merepresentasikan kehidupan nyata serta harapan jutaan warga Indonesia.
Gus Ipul menyampaikan penegasan tersebut di hadapan 518 kepala dinas sosial dari seluruh Indonesia.
Momen itu berlangsung dalam Rakornas Implementasi Penggunaan DTSEN untuk program bantuan sosial, pemberdayaan, dan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang digelar di Hotel Grand Mercure.
Baca Juga:
571 Ribu Rekening Bansos Terindikasi Judi Online, Kemensos Evaluasi Data Penerima
“Setiap rupiah yang dialokasikan untuk bantuan, setiap program pemberdayaan, dan setiap kebijakan di bidang kesejahteraan sosial harus betul-betul menyentuh mereka yang membutuhkan tepat sasaran, tepat waktu, dan sesuai kebutuhan,” ujar Gus Ipul yang saat itu didampingi Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono bersama para pejabat tinggi madya Kementerian Sosial.
Kegiatan ini diikuti oleh 518 Kepala Dinas Sosial dari seluruh Indonesia, yang terdiri atas 34 kepala dinas provinsi dan 484 kepala dinas dari tingkat kabupaten dan kota.
Gus Ipul menekankan bahwa forum ini memiliki peran penting karena berkaitan langsung dengan kepentingan dan kesejahteraan banyak orang.
Presiden Prabowo Subianto dalam berbagai kesempatan selalu menekankan pentingnya memastikan agar bantuan sosial benar-benar diterima oleh mereka yang berhak.
Baca Juga:
Kemensos Dorong Transformasi Bansos dan Pendidikan Lewat Program Sekolah Rakyat
Kunci untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan memanfaatkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang terus diperbarui secara berkala, agar menjadi landasan kuat dalam penyaluran bansos dan pelaksanaan program pemberdayaan lainnya.
“Rakornas ini kita selenggarakan untuk menyatukan pemahaman dan perspektif terkait pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025 tentang DTSEN,” ujar Gus Ipul.
DTSEN merupakan sumber data tunggal yang mencakup informasi tentang kondisi sosial dan ekonomi tiap individu maupun keluarga di Indonesia.
Seluruh data dalam DTSEN telah terverifikasi dan diselaraskan dengan data kependudukan resmi yang ada.
Baca Juga:
Cek Kesehatan Gratis untuk Siswa Sekolah Rakyat dan Nasional, Dimulai Hari ini
Penyusunan DTSEN dilakukan dengan menggabungkan tiga basis data besar yang sebelumnya sudah dimiliki pemerintah.
Ketiga basis data tersebut mencakup Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek), serta data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).
Gus Ipul menegaskan bahwa Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025 bukan sekadar regulasi formal, melainkan amanat penting dari sejarah yang mengharuskan Kementerian Sosial dan dinas-dinas sosial di daerah benar-benar serius dan bekerja keras untuk menghapus kemiskinan hingga tuntas.
Gus Ipul berharap Dinas Sosial, sebagai ujung tombak di lapangan, tetap konsisten menjaga agar data warga miskin selalu diperbarui, akurat, dan dimanfaatkan secara tepat dan bertanggung jawab.
Baca Juga:
Sekolah Rakyat Andalkan AI untuk Gali Potensi Siswa, Siap Cetak Generasi Emas 2045
“Kita harus rutin memperbarui data secara berkala, karena ini sangat krusial,” ujarnya.
DTSEN merupakan data yang bersifat dinamis, sehingga perlu diperbarui secara berkala setiap tiga bulan.
Proses pemutakhiran dilakukan melalui dua jalur, yakni mekanisme formal dan partisipatif.
Jalur formal dilakukan lewat forum musyawarah di tingkat desa atau kelurahan, kemudian diteruskan ke dinas sosial.
Sementara jalur partisipasi memberi ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan data melalui kanal yang telah disiapkan oleh Kementerian Sosial.
“Setiap data yang kita perbarui menyimpan harapan seseorang yang menanti keadilan. Di sanalah letak kehormatan kita sebagai pelayan masyarakat,” ujar Gus Ipul.
Ia menambahkan bahwa data yang telah diperbarui nantinya akan melalui proses verifikasi dari Badan Pusat Statistik (BPS).
“Bukan lagi Kementerian Sosial atau kementerian lain yang memutuskan, tapi BPS lah yang akan memvalidasi dan memberikan umpan balik atas hasil pemutakhiran tersebut,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala BPS RI Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan apresiasinya kepada Gus Ipul atas dukungan penuh yang telah diberikan, mulai dari proses penyusunan, penetapan, uji petik, hingga pemutakhiran DTSEN.
"Menurut kami, Bapak sangat aktif dan terus mendorong penggunaan data dalam pengambilan kebijakan. Ini menjadi suntikan semangat bagi kami, karena artinya data yang kami hasilkan benar-benar digunakan," tuturnya.
Amalia menambahkan bahwa Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025 tidak hanya memuat tugas bagi BPS, tetapi juga mencakup 18 kementerian dan lembaga lainnya.
Hal ini, menurutnya, menunjukkan betapa krusialnya keberadaan satu data bersama sebagai dasar kebijakan.
Baca Juga:
Seorang Tahanan Palestina Kehilangan Kemampuan Bergerak Akibat Penyiksaan di Penjara Penjajah Israel
Menutup acara, Gus Ipul menyampaikan kesimpulannya, "Setiap angka dalam data yang kita kumpulkan bukan sekadar statistik. Di baliknya, ada harapan dari mereka yang terpinggirkan. Mari terus bekerja dengan hati, karena data yang akurat menjadi pondasi bagi masa depan bangsa yang lebih adil dan bermartabat." (*/Zahra)